Friday, December 31, 2010

Ada Apa Dengan 2011


Assalamu'alaykum sahabat IKMI semua..

Alhamdulillah...segala pujian hanya milik Allah Azza wa Jalla, Sholawat dan salam semoga selalu tercurah kepada Tauladan kita Rosulullah SAW.

Sahabat IKMI yang saya cintai, sebentar lagi kita yang berada di malaysia ini akan mengalami pergantian tahun menuju tahun 2011.
Apa yang kita persiapkan?

Banyak kegiatan yang mungkin kita sudah persiapkan untuk menyambutnya, mungkin ada dari kita yang sudah menyiapkan terompet, kembang api dan sebagainya, mungkin dari kita ada yang sudah sejak magrib tadi berangkat ke DANGA BAY untuk menyambut momen perubahan tahun tersebut, mungkin ada juga dari kita yang hanya duduk di rumah untuk sekedar menunggu momen pergantian tahun tersebut.
Apa yang akan kita buat, itu terserah kita, itu pilihan kita, dan kita harus bertanggungjawab atas pilihan kita tersebut.


Sahabat IKMI sekalian, sebagai generasi moslem, sebenarnya kita mempunyai bulan Muharram yang lebih berhak kita "rayakan" dari pada momen tahun 2011 ini. dan cara merayakannya pun ditekankan pada musahabah dan peningkatan semangat dan motivasi untuk bisa lebih baik lagi.

Tadi pagi setelah membuka FB, saya dapatkan status FB kawan-kawan banyak yang berkisar mengenai Tahun Baru 2011, ada yang mengingatkan untuk tidak meniru dan ikut-ikutan budaya non muslim yang hura-hura merayakan tahun baru, ada yang menanyakan apakah cuman tahun aja yang berubah, tetapi jiwa tidak. Ada juga yang sekedar mengucapkan selamat menyambutnya..
Tadi pagi juga, saya mendapatkan SMS dari kawan-kawan IKMI Tampoi yang akan mengadakan MABIT awal tahun, di Surau Seri Bahagia Tampoi, hari sabtu besuk.
ternyata banyak sekali tema tentang tahun baru ini.

Sahabat IKMI sekalian, terpisah dari apa yang akan kita lakukan pada malam hari ini, yang harus kita azzam kan adalah, kita harus menjadi pribadi unggul yang lebih baik dari tahun kemarin, kita harus meneguhkan kembali visi, misi kita yang jauh sampai akherat kelak, kita harus bisa memperbaiki diri dan menyiapkan kehidupan setelah kematian kita.
Masa lalu sudah berlalu, masa depan belum datang, kita hanya punya masa saat ini juga, mari bersama kita mempersembahkan saat ini menjadi masa yang terbaik untuk Sang Kholik kita.

Sebagai penutup dari saya, ada salah satu firman Allah yang cukup inspiratif buat kita..bahwa sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi yang lainnya.

wallahu alam.
MNH.

Baca Selengkapnya......

Thursday, December 30, 2010

KETIKA MAS GAGAH PERGI


Mas gagah berubah! Ya, beberapa bulan belakangan ini masku, sekaligus saudara kandungku satu-satunya itu benar-benar berubah! Mas Gagah Perwira Pratama, masih kuliah di Tehnik Sipil UI semester tujuh. Ia seorang kakak yang sangat baik, cerdas, periang dan tentu saja?ganteng! Mas Gagah juga sudah mampu membiayai sekolahnya sendiri dari hasil mengajar privat untuk anak-anak SMA. Sejak kecil aku sangat dekat dengannya. Tak ada rahasia di antara kami. Ia selalu mengajakku ke mana ia pergi. Ia yang menolong di saat aku butuh pertolongan. Ia menghibur dan membujuk di saat aku bersedih. Membawakan oleh-oleh sepulang sekolah dan mengajariku mengaji.

Pendek kata, ia selalu melakukan hal-hal yang baik, menyenangkan dan berarti banyak bagiku. Saat memasuki usia dewasa, kami jadi semakin dekat. Kalau ada saja sedikit waktu kosong, maka kami akan menghabiskannya bersama. Jalan-jalan, nonton film atau konser musik atau sekedar bercanda dengan teman-teman. Mas Gagah yang humoris itu akan membuat lelucon-lelocon santai hingga aku dan teman-temanku tertawa terbahak. Dengan sedan putihnya ia berkeliling mengantar teman-temanku pulang usai kami latihan teater. Kadang kami mampir dan makan-makan dulu di restoran, atau bergembira ria di Dufan Ancol. Tak ada yang tak menyukai Mas Gagah. Jangankan keluarga atau tetangga, nenek-kakek, orang tua dan adik kakak teman-temanku menyukai sosoknya.

"Kakak kamu itu keren, cute, macho dan humoris. Masih kosong nggak sih?"
"Git, gara-gara kamu bawa Mas Gagah ke rumah, sekarang orang rumahku suka membanding-bandingkan teman cowokku sama Mas Gagah lho! Gila, berabe kan?!"

"Gimana ya Git, agar Mas Gagah suka padaku?" Dan banyak lagi lontaran-lontaran senada yang mampir ke kupingku. Aku Cuma mesem-mesem bangga. Pernah kutanyakan pada Mas Gagah mengapa ia belum juga punya pacar.
Apa jawabnya? "Mas belum minat tuh! Kan lagi konsentrasi kuliah. Lagian kalau Mas pacaran?banyak anggaran. Banyak juga yang patah hati! he..he..he?"Kata Mas Gagah pura-pura serius. Mas Gagah dalam pandanganku adalah cowok ideal. Ia serba segalanya. Ia punya rancangan masa depan, tetapi tak takut menikmati hidup. Ia moderat tetapi tidak pernah meninggalkan shalat! Itulah Mas Gagah! Tetapi seperti yang telah kukatakan, entah mengapa beberapa bulan belakangan ini ia berubah! Drastis! Dan aku seolah tak mengenal dirinya lagi. Aku sedih. Aku kehilangan. Mas Gagah yang kubanggakan kini entah kemana?

"Mas Gagah! Mas! Mas Gagaaaaaahhh!" teriakku kesal sambil mengetuk pintu kamar Mas Gagah keras-keras. Tak ada jawaban. Padahal kata Mama, Mas Gagah ada di kamarnya. Kulihat stiker metalik di depan pintu kamar Mas Gagah. Tulisan berbahasa Arab gundul. Tak bisa kubaca. Tetapi aku bisa membaca artinya: Jangan masuk sebelum memberi salam! "Assalaamu'alaikum!"seruku. Pintu kamar terbuka dan kulihat senyum lembut Mas Gagah.
"Wa alaikummussalaam warohmatullahi wabarokatuh. Ada apa Gita? Kok teriak-teriak seperti itu?" tanyanya. "Matiin kasetnya!"kataku sewot. "Lho memangnya kenapa?" "Gita kesel bin sebel dengerin kasetnya Mas Gagah! Memangnya kita orang Arab?, masangnya kok lagu-lagu Arab itu!" aku cemberut. "Ini Nasyid. Bukan sekedar nyanyian Arab tapi dzikir, Gita!"

"Bodo!"
"Lho, kamar ini kan daerah kekuasaannya Mas. Boleh Mas melakukan hal-hal yang Mas sukai dan Mas anggap baik di kamar sendiri," kata Mas Gagah sabar. "Kemarin waktu Mas pasang di ruang tamu, Gita ngambek.., Mama bingung. Jadinya ya dipasang di kamar."
"Tapi kuping Gita terganggu Mas! Lagi asyik dengerin kaset Air Supply yang baru?,eh tiba-tiba terdengar suara aneh dari kamar Mas!"

"Mas kan pasang kasetnya pelan-pelan?"
"Pokoknya kedengaran!"
"Ya, wis. Kalau begitu Mas ganti aja dengan nasyid yang bahasa Indonesia atau bahasa Inggris. Bagus lho!"
"Ndak, pokoknya Gita nggak mau denger!" Aku ngeloyor pergi sambil membanting pintu kamar Mas Gagah.
Heran. Aku benar-benar tak habis pikir mengapa selera musik Mas Gagah jadi begitu. Ke mana kaset-kaset Scorpion, Wham, Elton John, Queen, Eric Claptonnya?"

"Wah, ini nggak seperti itu Gita! Dengerin Scorpion atau Eric Clapton belum tentu mendatangkan manfaat, apalagi pahala. Lainlah ya dengan nasyid senandung islami. Gita mau denger? Ambil aja di kamar. Mas punya banyak kok!" begitu kata Mas Gagah.
Oala.

Sebenarnya perubahan Mas Gagah nggak Cuma itu. Banyak. Terlalu banyak malah! Meski aku cuma adik kecilnya yang baru kelas dua SMA, aku cukup jeli mengamati perubahan-perubahan itu. Walau bingung untuk mencernanya. Di satu sisi kuakui Mas Gagah tambah alim. Shalat tepat waktu berjamaah di Mesjid, ngomongnya soal agama terus. Kalau aku iseng mengintip dari lubang kunci, ia pasti lagi ngaji atau membaca buku Islam. Dan kalau aku mampir ke kamarnya, ia dengan senang hati menguraikan isi buku yang dibacanya, atau malah menceramahiku. Ujung-ujungnya "Ayo dong Gita, lebih feminim. Kalau kamu mau pakai rok, Mas rela deh pecahin celengan buat beliin kamu rok atau baju panjang. Muslimah kan harus anggun. Coba adik manis, ngapain sih rambut ditrondolin begitu!"

Uh. Padahal dulu Mas Gagah oke-oke saja melihat penampilanku yang tomboy. Dia tahu aku cuma punya dua rok! Ya rok seragam sekolah itu saja! Mas Gagah juga tidak pernah keberatan kalau aku meminjam baju kaos atau kemejanya. Ia sendiri dulu selalu memanggilku Gito, bukan Gita! Eh sekarang pakai panggil adik manis segala!
Hal lain yang nyebelin, penampilan Mas Gagah jadi aneh. Sering juga Mama menegurnya.
"Penampilanmu kok sekarang lain Gah?"
"Lain gimana Ma?"

"Ya nggak semodis dulu. Nggak dendy lagi. Biasanya kamu kan paling sibuk sama penampilan kamu yang kayak cover boy itu?"
Mas Gagah cuma senyum. "Suka begini Ma. Bersih, rapi meski sederhana. Kelihatannya juga lebih santun."

Ya, dalam pandanganku Mas Gagah kelihatan menjadi lebih kuno, dengan kemeja lengan panjang atau baju koko yang dipadu dengan celana panjang semi baggy-nya. "Jadi mirip Pak Gino." Komentarku menyamakannya dengan supir kami. "Untung aja masih lebih ganteng."
Mas Gagah cuma tertawa. Mengacak-acak rambutku dan berlalu. Mas Gagah lebih pendiam? Itu juga kurasakan. Sekarang Mas Gagah nggak kocak seperti dulu. Kayaknya dia juga males banget ngobrol lama dan bercanda sama perempuan. Teman-temanku bertanya-tanya. Thera, peragawati sebelah rumah kebingungan. Dan..yang paling gawat, Mas Gagah emoh salaman sama perempuan! Kupikir apa sih maunya Mas Gagah?"
"Sok kece banget sih Mas? Masak nggak mau jabatan tangan sama Tresye? Dia tuh cewek paling beken di sanggar Gita tahu?" tegurku suatu hari. "Jangan gitu dong. Sama aja nggak menghargai orang!"
"Justru karena Mas menghargai dia, makanya Mas begitu," dalihnya, lagi-lagi dengan nada yang amat sabar. "Gita lihat kan gaya orang Sunda salaman? Santun tetapi nggak sentuhan. Itu yang lebih benar!"
Huh, nggak mau salaman. Ngomong nunduk melulu?, sekarang bawa-bawa orang Sunda. Apa hubungannya?"
Mas Gagah membuka sebuah buku dan menyorongkannya kepadaku."Baca!"
Kubaca keras-keras. "Dari Aisyah ra. Demi Allah, demi Allah, demi Allah, Rasulullah Saw tidak pernah berjabatan tangan dengan wanita kecuali dengan mahromnya. Hadits Bukhori Muslim."
Mas Gagah tersenyum.
"Tapi Kyai Anwar mau salaman sama Mama. Haji Kari, Haji Toto, Ustadz Ali?," kataku.
"Bukankah Rasulullah qudwatun hasanah? Teladan terbaik?" Kata Mas Gagah sambil mengusap kepalaku. "Coba untuk mengerti ya dik manis?"
Dik manis? Coba untuk mengerti? Huh! Dan seperti biasa aku ngeloyor pergi dari kamar Mas Gagah dengan mangkel.
Menurutku Mas Gagah terlalu fanatik. Aku jadi khawatir, apa dia lagi nuntut ilmu putih? Ah, aku juga takut kalau dia terbawa orang-orang sok agamis tapi ngawur. Namun akhirnya aku tidak berani menduga demikian. Mas Gagah orangnya cerdas sekali. Jenius malah. Umurnya baru dua puluh satu tahun tetapi sudah tingkat empat di FT-UI. Dan aku yakin mata batinnya jernih dan
tajam. Hanya?yaaa akhir-akhir ini dia berubah. Itu saja. Kutarik napas dalam-dalam.
"Mau kemana Gita?"
"Nonton sama temen-temen." Kataku sambil mengenakan sepatu."Habis Mas Gagah kalau diajak nonton sekarang kebanyakan nolaknya."
"Ikut Mas aja yuk!"
"Ke mana? Ke tempat yang waktu itu lagi? Ogah. Gita kayak orang bego di sana!"
Aku masih ingat jelas. Beberapa waktu lalu Mas Gagah mengajak aku ke rumah temannya. Ada pengajian. Terus pernah juga aku diajak menghadiri tablig akbar di suatu tempat. Bayangin, berapa kali aku diliatin sama cewek lain yang kebanyakan berjilbab itu. Pasalnya aku ke sana dengan memakai kemeja lengan pendek, jeans belel dan ransel kumalku. Belum lagi rambut trondol yang tidak bisa disembunyiin. Sebenarnya Mas Gagah menyuruhku memakai baju panjang dan kerudung yang biasa Mama pakai ngaji. Aku nolak sambil ngancam nggak mau ikut.
"Assalamualaikum!" terdengar suara beberapa lelaki. Mas Gagah menjawab salam itu. Tak lama kulihat Mas Gagah dan teman-temannya di ruang tamu. Aku sudah hafal dengan teman-teman Mas Gagah. Masuk, lewat, nunduk-nunduk, nggak ngelirik aku?, persis kelakuannya Mas Gagah.
"Lewat aja nih, Gita nggak dikenalin?"tanyaku iseng.
Dulu nggak ada teman Mas Gagah yang tak akrab denganku. Tapi sekarang, Mas Gagah bahkan nggak memperkenalkan mereka padaku. Padahal teman-temannya lumayan handsome.
Mas Gagah menempelkan telunjuknya di bibir. "Ssssttt."
Seperti biasa aku bisa menebak kegiatan mereka. Pasti ngomongin soal-soal keislaman, diskusi, belajar baca Quran atau bahasa Arab? yaa begitu deh!
"Subhanallah, berarti kakak kamu ihkwan dong!" Seru Tika setengah histeris mendengar ceritaku. Teman akrabku ini memang sudah hampir sebulan berjilbab rapi. Memusiumkan semua jeans dan baju-baju you can see-nya.
"Ikhwan?' ulangku. "Makanan apaan tuh? Saudaranya bakwan atau tekwan?" Suaraku yang keras membuat beberapa makhluk di kantin sekolah melirik kami.
"Husy, untuk laki-laki ikhwan dan untuk perempuan akhwat. Artinya saudara. Biasa dipakai untuk menyapa saudara seiman kita." Ujar Tika sambil menghirup es kelapa mudanya. "Kamu tahu Hendra atau Isa kan? Aktivis Rohis kita itu contoh ikhwan paling nyata di sekolah ini."
Aku manggut-manggut. Lagak Isa dan Hendra memang mirip Mas Gagah.
"Udah deh Git. Nggak usah bingung. Banyak baca buku Islam. Ngaji. Insya Allah kamu akan tahu menyeluruh tentang agama kita ini. Orang-orang seperti Hendra, Isa atau Mas Gagah bukanlah orang-orang yang error. Mereka hanya berusaha mengamalkan Islam dengan baik dan benar. Kitanya aja yang belum ngerti dan sering salah paham."
Aku diam. Kulihat kesungguhan di wajah bening Tika, sobat dekatku yang dulu tukang ngocol ini. Tiba-tiba di mataku ia menjelma begitu dewasa.
"Eh kapan kamu main ke rumahku? Mama udah kangen tuh! Aku ingin kita tetap dekat Gita?mesti kita mempunyai pandangan yang berbeda, " ujar Tika tiba-tiba.
"Tik, aku kehilangan kamu. Aku juga kehilangan Mas Gagah?" kataku jujur.
"Selama ini aku pura-pura cuek tak peduli. Aku sedih?"
Tika menepuk pundakku. Jilbab putihnya bergerak ditiup angin." Aku senang kamu mau membicarakan hal ini denganku. Nginap di rumah, yuk, biar kita bisa cerita banyak. Sekalian kukenalkan dengan Mbak Ana.
"Mbak Ana?"
"Sepupuku yang kuliah di Amerika! Lucu deh, pulang dari Amerika malah pakai jilbab. Ajaib. Itulah hidayah.
"Hidayah."
"Nginap ya. Kita ngobrol sampai malam dengan Mbak Ana!"
"Assalaamualaikum, Mas ikhwan.. eh Mas Gagah!" tegurku ramah. 'Eh adik Mas Gagah! Dari mana aja? Bubar sekolah bukannya langsung pulang!" Kata Mas Gagah pura-pura marah, usai menjawab salamku.
"Dari rumah Tika, teman sekolah, "jawabku pendek. "Lagi ngapain, Mas?"tanyaku sambil mengitari kamarnya. Kuamati beberapa poster, kaligrafi, gambar-gambar pejuang Palestina, Kashmir dan Bosnia. Puisi-puisi sufistik yang tertempel rapi di dinding kamar. Lalu dua rak koleksi buku keislaman?
"Cuma lagi baca!"
"Buku apa?"
"Tumben kamu pingin tahu?"
"Tunjukkin dong, Mas?buku apa sih?"desakku.
"Eiit?eiitt Mas Gagah berusaha menyembunyikan bukunya. Kugelitik kakinya. Dia tertawa dan menyerah. "Nih!"serunya memperlihatkan buku yang tengah dibacanya dengan wajah yang setengah memerah.
"Naah yaaaa!"aku tertawa. Mas Gagah juga. Akhirnya kami bersama-sama membaca buku "Memilih Jodoh dan Tata Cara Meminang dalam Islam" itu.
"Maaas?"
"Apa Dik Manis?"
"Gita akhwat bukan sih?"
"Memangnya kenapa?"
"Gita akhwat atau bukan? Ayo jawab?" tanyaku manja.
Mas Gagah tertawa. Sore itu dengan sabar dan panjang lebar, ia berbicara padaku. Tentang Allah, Rasulullah. Tentang ajaran Islam yang diabaikan dan tak dipahami umatnya. Tentang kaum Muslimin di dunia yang selalu menjadi sasaran fitnah serta pembantaian dan tentang hal-hal-lainnya. Dan untuk pertamakalinya setelah sekian lama, aku kembali menemukan Mas Gagahku yang dulu.
Mas Gagah dengan semangat terus bicara. Terkadang ia tersenyum, sesaat sambil menitikan air mata. Hal yang tak pernah kulihat sebelumnya.
"Mas kok nangis?"
"Mas sedih karena Allah, Rasul dan Islam kini sering dianggap remeh. Sedih karena umat banyak meninggalkan Quran dan sunnah, juga berpecah belah. Sedih karena saat Mas bersenang-senang dan bisa beribadah dengan tenang, saudara-saudara seiman di belahan bumi lainnya sedang digorok lehernya, mengais-ngais makanan di jalan dan tidur beratap langit."
Sesaat kami terdiam. Ah Mas Gagah yang gagah dan tegar ini ternyata sangat perasa. Sangat peduli?
"Kok tumben Gita mau dengerin Mas ngomong?" Tanya Mas Gagah tiba-tiba.
"Gita capek marahan sama Mas Gagah!" ujarku sekenanya.
"Memangnya Gita ngerti yang Mas katakan?"
"Tenang aja. Gita ngerti kok!" kataku jujur. Ya, Mbak Ana juga pernah menerangkan demikian. Aku ngerti deh meskipun tidak begitu mendalam. Malam itu aku tidur ditemani buku-buku milik Mas Gagah. Kayaknya aku dapat hidayah.
Hari-hari berlalu. Aku dan Mas Gagah mulai dekat lagi seperti dulu. Meski aktifitas yang kami lakukan bersama kini berbeda dengan yang dulu. Kini tiap Minggu kami ke Sunda Kelapa atau Wali Songo, mendengarkan ceramah umum, atau ke tempat-tempat di mana tablig akbar digelar. Kadang cuma aku dan Mas Gagah. Kadang-kadang, bila sedikit terpaksa, Mama dan Papa juga ikut.
"Apa nggak bosan, Pa?tiap Minggu rutin mengunjungi relasi ini itu. Kebutuhan rohaninya kapan?" tegurku. Biasanya Papa hanya mencubit pipiku sambil menyahut, "Iya deh, iya!"
Pernah juga Mas Gagah mengajakku ke acara pernikahan temannya. Aku sempat bingung, soalnya pengantinnya nggak bersanding tetapi terpisah. Tempat acaranya juga begitu. Dipisah antara lelaki dan perempuan. Terus bersama souvenir, para tamu juga diberi risalah nikah. Di sana ada dalil-dalil mengapa walimah mereka dilaksanakan seperti itu. Dalam perjalanan pulang, baru Mas Gagah memberi tahu bagaimana hakikat acara pernikahan dalam Islam. Acara itu tidak boleh menjadi ajang kemaksiatan dan kemubaziran. Harus Islami dan semacamnya. Ia juga mewanti-wanti agar aku tidak mengulangi ulah mengintip tempat cowok dari tempat cewek.
Aku nyengir kuda.
Tampaknya Mas Gagah mulai senang pergi denganku, soalnya aku mulai bisa diatur. Pakai baju yang sopan, pakai rok panjang, ketawa nggak cekakaan. "Nyoba pakai jilbab. Git!" pinta Mas Gagah suatu ketika.
"Lho, rambut Gita kan udah nggak trondol. Lagian belum mau deh jreng.
Mas Gagah tersenyum. "Gita lebih anggun jika pakai jilbab dan lebih dicintai Allah kayak Mama."
Memang sudah beberapa hari ini Mama berjilbab, gara-garanya dinasihati terus sama Mas Gagah, dibeliin buku-buku tentang wanita, juga dikomporin oleh teman-teman pengajian beliau.
"Gita mau tapi nggak sekarang," kataku. Aku memikirkan bagaimana dengan
seabreg aktivitasku, prospek masa depan dan semacamnya.
"Itu bukan halangan." Ujar Mas Gagah seolah mengerti jalan pikiranku. Aku menggelengkan kepala. Heran, Mama yang wanita karier itu cepat sekali terpengaruh dengan Mas Gagah.
"Ini hidayah, Gita." Kata Mama. Papa yang duduk di samping beliau senyum-senyum.
"Hidayah? Perasaan Gita duluan yang dapat hidayah, baru Mama. Gita pakai rok aja udah hidayah.
"Lho! " Mas Gagah bengong.
Dengan penuh kebanggaan kutatap lekat wajah Mas Gagah. Gimana nggak bangga? Dalam acara studi tentang Islam yang diadakan FTUI untuk umum ini, Mas Gagah menjadi salah satu pembicaranya. Aku yang berada di antara ratusan peserta rasanya ingin berteriak, "Hei itu kan Mas Gagah-ku!"
Mas Gagah tampil tenang. Gaya penyampaiannya bagus, materi yang dibawakannya menarik dan retorikanya luar biasa. Semua hening mendengar ia bicara. Aku juga. Mas Gagah fasih mengeluarkan ayat-ayat Quran dan hadits. Menjawab semua pertanyaan dengan baik dan tuntas. Aku sempat bingung, "Lho Mas Gagah kok bisa sih?" Bahkan materi yang disampaikannya jauh lebih bagus daripada yang dibawakan oleh kyai-kyai kondang atau ustadz tenar yang biasa kudengar. Pada kesempatan itu Mas Gagah berbicara tentang Muslimah masa kini dan tantangannya dalam era globalisasi. "Betapa Islam yang jelas-jelas mengangkat harkat dan martabat wanita, dituduh mengekang wanita hanya karena mensyariatkan jilbab. Jilbab sebagai busana takwa, sebagai identitas Muslimah, diragukan bahkan oleh para muslimah kita, oleh orang Islam itu sendiri, " kata Mas Gagah. Mas Gagah terus bicara. Kini tiap katanya kucatat di hati.
Lusa ulang tahunku. Dan hari ini sepulang sekolah, aku mampir ke rumah Tika. Minta diajarkan cara memakai jilbab yang rapi. Tuh anak sempat histeris juga. Mbak Ana senang dan berulang kali mengucap hamdallah. Aku mau kasih kejutan kepada Mas Gagah. Mama bisa dikompakin. Nanti sore aku akan mengejutkan Mas Gagah. Aku akan datang ke kamarnya memakai jilbab
putihku. Kemudian mengajaknya jalan-jalan untuk persiapkan tasyakuran ulang tahun ketujuh belasku. Kubayangkan ia akan terkejut gembira. Memelukku. Apalagi aku ingin Mas Gagah yang memberi ceramah pada acara syukuran yang insya Allah akan mengundang teman-teman dan anak-anak yatim piatu dekat rumah kami.
"Mas ikhwan! Mas Gagah! Maasss! Assalaamualaikum! Kuketuk pintu Mas Gagah dengan riang.
"Mas Gagah belum pulang. " kata Mama.
"Yaaaaa, kemana sih, Ma??" keluhku.
"Kan diundang ceramah di Bogor. Katanya langsung berangkat dari kampus?"
"Jangan-jangan nginep, Ma. Biasanya malam Minggu kan suka nginep di rumah temannya, atau di Mesjid. "
"Insya Allah nggak. Kan Mas Gagah ingat ada janji sama Gita hari ini."
Hibur Mama menepis gelisahku.
Kugaruk-garuk kepalaku yang tidak gatal. Entah mengapa aku kangen sekali sama Mas Gagah.
"Eh, jilbab Gita mencong-mencong tuh!" Mama tertawa.
Tanganku sibuk merapikan jilbab yang kupakai. Tersenyum pada Mama.
Sudah lepas Isya' Mas Gagah belum pulang juga.
"Mungkin dalam perjalanan. Bogor kan lumayan jauh.." hibur Mama lagi.
Tetapi detik demi detik menit demi menit berlalu sampai jam sepuluh malam, Mas Gagah belum pulang juga.
"Nginap barangkali, Ma." Duga Papa.
Mama menggeleng. "Kalau mau nginap Gagah selalu bilang, Pa."
Aku menghela napas panjang. Menguap. Ngantuk. Jilbab putih itu belum juga kulepaskan. Aku berharap Mas Gagah segera pulang dan melihatku memakainya.
"Kriiiinggg!" telpon berdering.
Papa mengangkat telpon,"Hallo. Ya betul. Apa? Gagah?"
"Ada apa, Pa." Tanya Mama cemas.
"Gagah?kecelakaan?Rumah Sakit Islam?" suara Papa lemah.
"Mas Gagaaaaahhhh!!!" Air mataku tumpah. Tubuhku lemas.

Tak lama kami sudah dalam perjalanan menuju Cempaka Putih. Aku dan Mama menangis berangkulan. Jilbab kami basah.
Dari luar kamar kaca, kulihat tubuh Mas Gagah terbaring lemah. Kaki, tangan dan kepalanya penuh perban. Informasi yang kudengar sebuah truk menghantam mobil yang dikendarai Mas Gagah. Dua teman Mas Gagah tewas seketika sedang Mas Gagah kritis. Dokter melarang kami masuk ke dalam ruangan.

" Tetapi saya Gita adiknya, Dok! Mas Gagah pasti mau melihat saya pakai jilbab ini." Kataku emosi pada dokter dan suster di depanku.
Mama dengan lebih tenang merangkulku. "Sabar sayang, sabar."

Di pojok ruangan Papa dengan serius berbicara dengan dokter yang khusus menangani Mas Gagah. Wajah mereka suram.
"Suster, Mas Gagah akan hidup terus kan, suster? Dokter? Ma?" tanyaku.
"Papa, Mas Gagah bisa ceramah pada acara syukuran Gita kan?" Air mataku terus mengalir.
Tapi tak ada yang menjawab pertanyaanku kecuali kebisuan dinding-dinding putih rumah sakit. Dan dari kaca kamar, tubuh yang biasanya gagah dan enerjik itu bahkan tak bergerak.
"Mas Gagah, sembuh ya, Mas?Mas..Gagah, Gita udah menjadi adik Mas yang manis. Mas..Gagah?" bisikku.
Tiga jam kemudian kami masih berada di rumah sakit. Sekitar ruang ICU kini telah sepi. Tinggal kami dan seorang bapak paruh baya yang menunggui anaknya yang juga dalam kondisi kritis. Aku berdoa dan terus berdoa. Ya Allah, selamatkan Mas Gagah?Gita, Mama, Papa butuh Mas Gagah?umat juga."
Tak lama Dokter Joko yang menangani Mas Gagah menghampiri kami. "Ia sudah sadar dan memanggil nama Papa, Mama dan Gi.."

"Gita?" suaraku serak menahan tangis.
Pergunakan waktu yang ada untuk mendampinginya sesuai permintaannya. Sukar baginya untuk bertahan. Maafkan saya?lukanya terlalu parah." Perkataan terakhir dokter Joko mengguncang perasaan, menghempaskan harapanku!.
"Mas?ini Gita Mas.." sapaku berbisik.
Tubuh Mas Gagah bergerak sedikit. Bibirnya seolah ingin mengucapkan sesuatu.
Kudekatkan wajahku kepadanya. "Gita sudah pakai jilbab, kataku lirih. Ujung jilbabku yang basah kusentuhkan pada tangannya." Tubuh Mas Gagah bergerak lagi.

"Dzikir?Mas." Suaraku bergetar. Kupandang lekat-lekat tubuh Mas Gagah yang separuhnya memakai perban. Wajah itu begitu tenang.
"Gi..ta?"
Kudengar suara Mas Gagah! Ya Allah, pelan sekali.
"Gita di sini, Mas?"

Perlahan kelopak matanya terbuka.
"Aku tersenyum."Gita?udah pakai?jilbab?" kutahan isakku.

Memandangku lembut Mas Gagah tersenyum. Bibirnya seolah mengucapkan sesuatu
seperti hamdallah.
"Jangan ngomong apa-apa dulu, Mas?" ujarku pelan ketika kulihat ia berusaha lagi untuk mengatakan sesuatu.

Mama dan Papa memberi isyarat untuk gantian. Ruang ICU memang tidak bisa dimasuki beramai-ramai. Dengan sedih aku keluar. Ya Allah?sesaat kulihat Mas Gagah tersenyum. Tulus sekali. Tak lama aku bisa menemui Mas Gagah lagi. Dokter mengatakan tampaknya Mas Gagah menginginkan kami semua berkumpul. Kian lama kurasakan tubuh Mas gagah semakin pucat, tetapi sebentar-sebentar masih tampak bergerak. Tampaknya ia masih bisa mendengar apa yang kami katakan, meski hanya bisa membalasnya dengan senyuman dan isyarat mata.

Kuusap setitik lagi air mata yang jatuh. "Sebut nama Allah banyak-banyak?Mas," kataku sambil menggenggam tangannya. Aku sudah pasrah pada Allah. Aku sangat menginginkan Mas Gagah terus hidup, tetapi sebagai insan beriman sebagaimana yang juga diajarkan Mas Gagah, aku pasrah pada ketentuan Allah. Allah tentu tahu apa yang terbaik bagi Mas Gagah.
"Laa?ilaaha?illa..llah?Muham?mad Ra..sul ?Allah? suara Mas Gagah pelan, namun tak terlalu pelan untuk bisa kami dengar.
Mas Gagah telah kembali kepada Allah. Tenang sekali. Seulas senyum menghiasi wajahnya. Aku memeluk tubuh yang terbujur kaku dan dingin itu kuat-kuat. Mama dan Papa juga. Isak kami bersahutan walau kami rela dia pergi. Selamat jalan Mas Gagah.

Epilog:

Buat ukhti manis Gita Ayu Pratiwi, Semoga memperoleh umur yang berkah,
Dan jadilah muslimah sejati
Agar Allah selalu besertamu.
Sun sayang,

Mas Ikhwan, eh Mas Gagah!
Kubaca berulang kali kartu ucapan Mas Gagah. Keharuan memenuhi rongga-rongga dadaku. Gamis dan jilbab hijau muda, manis sekali. Akh, ternyata Mas Gagah telah mempersiapkan kado untuk hari ulang tahunku. Aku tersenyum miris.
Kupandangi kamar Mas Gagah yang kini lengang. Aku rindu panggilan dik manis, aku rindu suara nasyid. Rindu diskusi-diskusi di kamar ini. Rindu suara merdu Mas Gagah melantunkan kalam Illahi yang selamanya tiada kan kudengar lagi. Hanya wajah para mujahid di dinding kamar yang menatapku. Puisi-puisi sufistik yang seolah bergema d iruangan ini.
Setitik air mataku jatuh lagi.

"Mas, Gita akhwat bukan sih?"
"Ya, insya Allah akhwat!"
"Yang bener?"
"Iya, dik manis!"
"Kalau ikhwan itu harus ada janggutnya, ya?!"
"Kok nanya gitu sih?"
"Lha, Mas Gagah kan ada janggutnya?"
"Ganteng kan?"
"Uuuuu! Eh, Mas, kita kudu jihad ya?" Jihad itu apa sih?"
"Ya always dong, jihad itu?"
Setetes, dua tetes air mataku kian menganak sungai. Kumatikan lampu.
Kututup pintu kamarnya pelan-pelan. Selamat jalan Mas Ikhwan!Selamat jalan
Mas Gagah!

-: Sarikata.com :-

Baca Selengkapnya......

Wednesday, December 29, 2010

Harimau, Rubah dan Keledai


di kisahkan dalam Hikayat Nasruwan Ade:

Syahdan pada suatu masa yang lalu hiduplah seekor harimau tua yang bertubuh gemuk, karena terlalu hiperaktif, ketika melompati sungai harimau tersebut terluka kakinya. Sehingga harimau tersebut meradang dan tidak mampu menggerakkan kakinya. hari berganti hari luka harimau tersebut bertambah parah sehingga dia hanya bisa terbaring di depan sarangnya di bawah pohon yang rindang.

Pada suatu hari melintaslah seekor rubah, dengan suara yang menghiba harimau tersebut berkata "wahai kawan aku sedang sakit yang tiada terkira tolonglah carikan aku obat unutk menyembuhkan lukaku ini".mendengar erangan harimau tersebut si rubah tergerak hatinya untuk menolong. "wahai sahabat, sungguh kasihan engkau, aku ingin menolongmu akan tetapi aku bukanlah seorang tabib aku tidak tahu obat yang manjur mengobati lukamu itu ", seru si rubah seraya menghampirinya. "aku tahu obat yang bisa menyembuhkan lukaku ini yaitu hati dan telinga keledai ", seru si Harimau sambil mengerang kesakitan. kemudian si rubah setuju untuk mencarikan hati dan telinga keledai.

kebetulan si rubah tadi berkawan dengan seorang pedagang kain. setiap pagi pedagang bersama keledai peliharaannya, pergi kepasar menjual kain. sesampai dipasar keledai di ikat dibawah pohon sedangkan sang saudagar berjualan. rubah segera mendekatinya seraya berkata,"wahai keledai yang malang, setiap hari kau di suruh mengangkut kain juraganmu, kau disuruh memmikul kain yang berat hingga punggungmu memar , lebih baik kau ikut aku akan ku tunjukkan sebuah tempat yang indah dimana disana kau dapat mencari rumput yang segar dan air sungai yang bening". mendengar perkataan rubah tadi keledai berpikir, "wah bener juga perkataan si rubah ini setiap pagi aku harus memikul kain kepasar sampai punggungku memar, sedangkan aku diberi makan rumput kering. ada baiknya aku ikut dengan rubah ke tempatnya".

"wahai rubah, benarkah apa yang kau katakan itu ?" seru keledai. "benar disana ada banyak sekali rumput hijau serta pohon yang rindang yang dapat kau jadikan tempat untuk beristirahat", kata si rubah. singkat cerita akhirnya keledai dengan diam-diam meninggalkan majikannya mengikuti rubah pergi ketempat harimau tinggal. didalam perjalanan rubah berkata,"nanti kau akan kuperkenankan dengan kawanku di sana "."siapa nama temanmu itu?", tanya keledai."dia bernama harimau", jawab rubah. rupanya keledai ini tidak tahu siapa sebenarnya harimau itu.

harimau yang mengetahui rubah datang bersama dengan keledai, melonjak kegirangan. segera saja dia menerkam kedelai, akan tetapi karena tenaganya yang lemah, keledai dapat meloloskan diri dan berlari menuju atas bukit. rubah yang mengetahui hal tersebut segera berlari mengejar keledai, sembari berkata,"itu tadi temanku harimau yang kuceritakan, dia ingin berjabat tangan dengan mu kenapa kamu berlari ?"." Dia ingin membunuhku tadi", kata keledai sambil terengah-engah. "tidak, caranya berkenalan memang begitu, mari kita turun menemuinya kembali. nanti apapun yang dilakukannya kau harus diam ". keledai mengangguk tanda mengerti, setelah menuruni bukit akhirnya menerka kembali menemui harimau, segera saja harimau menerkam hingga keledai tesebut langsung mati. karena kelelahan akhirnya si harimau merasa kehausan, "tunggu sebentar aku akan pergi mandi dulu, tolong kamu jaga keledai ini ", kata harimau sembari pergi mandi ke sungai.

ketika harimau pergi, si rubah berpikir buat apa aku kerja keras untuk harimau, mending aku makan hati dan telinga keledai ini, lalu dimakannya hati dan telinga keledai.ketika harimau datang dan menjumpai hati dan telinga keledai sudah tidak ada, dia bertanya kepada rubah,"dimana hati dan telinga keledai?". "lho apakah dia punya hati dan telinga ?", tanya balik rubah sambil ngeloyor pergi.

Baca Selengkapnya......

Monday, December 27, 2010

Ijinkan Aku Menciummu Ibu


Sewaktu masih kecil, aku sering merasa dijadikan pembantu olehnya. Ia selalu menyuruhku mengerjakan tugas-tugas seperti menyapu lantai dan mengepelnya setiap pagi dan sore. Setiap hari, aku dipaksa membantunya memasak di pagi buta sebelum ayah dan adik-adikku bangun. Bahkan sepulang sekolah, ia tak mengizinkanku bermain sebelum semua pekerjaan rumah dibereskan. Sehabis makan, aku pun harus mencucinya sendiri juga piring bekas masak dan makan yang lain. Tidak jarang aku merasa kesal dengan semua beban yang diberikannya hingga setiap kali mengerjakannya aku selalu bersungut-sungut.

Kini, setelah dewasa aku mengerti kenapa dulu ia melakukan itu semua. Karena aku juga akan menjadi seorang istri dari suamiku, ibu dari anak-anakku yang tidak akan pernah lepas dari semua pekerjaan masa kecilku dulu. Terima kasih ibu, karena engkau aku menjadi istri yang baik dari suamiku dan ibu yang dibanggakan oleh anak-anakku.

Saat pertama kali aku masuk sekolah di Taman Kanak-Kanak, ia yang mengantarku hingga masuk ke dalam kelas. Dengan sabar pula ia menunggu. Sesekali kulihat dari jendela kelas, ia masih duduk di seberang sana. Aku tak peduli dengan setumpuk pekerjaannya di rumah, dengan rasa kantuk yang menderanya, atau terik, atau hujan. Juga rasa jenuh dan bosannya menunggu. Yang penting aku senang ia menungguiku sampai bel berbunyi.

Kini, setelah aku besar, aku malah sering meninggalkannya, bermain bersama teman-teman, bepergian. Tak pernah aku menungguinya ketika ia sakit, ketika ia membutuhkan pertolonganku disaat tubuhnya melemah. Saat aku menjadi orang dewasa, aku meninggalkannya karena tuntutan rumah tangga.

Di usiaku yang menanjak remaja, aku sering merasa malu berjalan bersamanya. Pakaian dan dandanannya yang kuanggap kuno jelas tak serasi dengan penampilanku yang trendi. Bahkan seringkali aku sengaja mendahuluinya berjalan satu-dua meter didepannya agar orang tak menyangka aku sedang bersamanya.

Padahal menurut cerita orang, sejak aku kecil ibu memang tak pernah memikirkan penampilannya, ia tak pernah membeli pakaian baru, apalagi perhiasan. Ia sisihkan semua untuk membelikanku pakaian yang bagus-bagus agar aku terlihat cantik, ia pakaikan juga perhiasan di tubuhku dari sisa uang belanja bulanannya. Padahal juga aku tahu, ia yang dengan penuh kesabaran, kelembutan dan kasih sayang mengajariku berjalan. Ia mengangkat tubuhku ketika aku terjatuh, membasuh luka di kaki dan mendekapku erat-erat saat aku menangis.

Selepas SMA, ketika aku mulai memasuki dunia baruku di perguruan tinggi. Aku semakin merasa jauh berbeda dengannya. Aku yang pintar, cerdas dan berwawasan seringkali menganggap ibu sebagai orang bodoh, tak berwawasan hingga tak mengerti apa-apa. Hingga kemudian komunikasi yang berlangsung antara aku dengannya hanya sebatas permintaan uang kuliah dan segala tuntutan keperluan kampus lainnya.

Usai wisuda sarjana, baru aku mengerti, ibu yang kuanggap bodoh, tak berwawasan dan tak mengerti apa-apa itu telah melahirkan anak cerdas yang mampu meraih gelar sarjananya. Meski Ibu bukan orang berpendidikan, tapi doa di setiap sujudnya, pengorbanan dan cintanya jauh melebihi apa yang sudah kuraih. Tanpamu Ibu, aku tak akan pernah menjadi aku yang sekarang.

Pada hari pernikahanku, ia menggandengku menuju pelaminan. Ia tunjukkan bagaimana meneguhkan hati, memantapkan langkah menuju dunia baru itu. Sesaat kupandang senyumnya begitu menyejukkan, jauh lebih indah dari keindahan senyum suamiku. Usai akad nikah, ia langsung menciumku saat aku bersimpuh di kakinya. Saat itulah aku menyadari, ia juga yang pertama kali memberikan kecupan hangatnya ketika aku terlahir ke dunia ini.

Kini setelah aku sibuk dengan urusan rumah tanggaku, aku tak pernah lagi menjenguknya atau menanyai kabarnya. Aku sangat ingin menjadi istri yang shaleh dan taat kepada suamiku hingga tak jarang aku membunuh kerinduanku pada Ibu. Sungguh, kini setelah aku mempunyai anak, aku baru tahu bahwa segala kiriman uangku setiap bulannya tak lebih berarti dibanding kehadiranku untukmu. Aku akan datang dan menciummu Ibu, meski tak sehangat cinta dan kasihmu kepadaku.

Baca Selengkapnya......

Friday, December 24, 2010

OPTIMISME


Berpikir yang positif dapat membangun jiwa yang baru pesimis

Semua orang yang berusaha meningkatkan diri dan ilmu pengetahuannya pasti tahu bahwa hidup akan lebih mudah dijalani bila kita selalu berpikir positif. Tapi, bagaimana melatih diri supaya pikiran positiflah yang 'beredar' di kepala kita, tak banyak yang tahu. Oleh karena itu, sebaiknya kita kenali saja dulu ciri-ciri orang yang berpikir positif dan mulai mencoba meniru jalan pikirannya.


1. Melihat masalah sebagai tantangan
Bandingkan dengan orang yang melihat masalah sebagai cobaan hidup yang terlalu berat dan bikin hidupnya jadi paling sengsara sedunia.
2. Menikmati hidupnya
Pemikiran positif akan membuat seseorang menerima keadaannya dengan besar hati, meski tak berarti ia tak berusaha untuk mencapai hidup yang lebih baik.
3. Pikiran terbuka untuk menerima saran dan ide
Karena dengan begitu, boleh jadi ada hal-hal baru yang akan membuat segala sesuatu lebih baik.
4. Mengenyahkan pikiran negatif segera setelah pikiran itu terlintas dibenak
'Memelihara' pikiran negatif lama-lama bisa diibaratkan membangunkan singa tidur. Sebetulnya tidak apa-apa, ternyata malah bisa menimbulkan masalah.
5. Mensyukuri apa yang dimilikinya Dan bukannya berkeluh-kesah tentang apa-apa yang tidak dipunyainya
6. Tidak mendengarkan gosip yang tak menentu. Sudah pasti, gosip berkawan baik dengan pikiran Negatif. Karena itu, mendengarkan omongan yang tak ada juntrungnya adalah perilaku yang dijauhi si pemikir positif.
7. Tidak bikin alasan, tapi langsung bikin tindakan
Pernah dengar pelesetan NATO (No Action, Talk Only), kan? Nah, mereka ini jelas bukan penganutnya.
8. Menggunakan bahasa positif
Maksudnya, kalimat-kalimat yang bernadakan optimisme, seperti "Masalah itu pasti akan terselesaikan," dan "Dia memang berbakat."
9. Menggunakan bahasa tubuh yang positif
Di antaranya adalah senyum, berjalan dengan langkah tegap, dan gerakan tangan yang ekspresif, atau anggukan. Mereka juga berbicara dengan intonasi yang bersahabat, antusias, dan 'hidup'.
10.Peduli pada citra diri
Itu sebabnya, mereka berusaha tampil baik. Bukan hanya di luar, tapi juga didalam.

Selamat & Sukses buat Anda semua

Baca Selengkapnya......

Thursday, December 23, 2010

TENTANG TAKDIR


sebuah deskripsi yang cukup indah dan mudah tentang arti sebuah takdir :


Jika saja Fir'aun berangkat lebih pagi mengejar Nabi Musa dan kaumnya, mungkin mereka bisa menangkapnya sebelum sampai ke seberang laut. Tetapi mereka terlambat. Tahu kenapa mereka telat? Karena pada pagi itu ayam berkokok setelah matahari terbit. Jadi Fir'aun dan pasukannya kesiangan. Jadwal ayam berkokok telah merubah sejarah.

Hanya satu makhluk dari seluruh penghuni alam raya ini yg digunakan Allah untuk mengubah jalannya sejarah. Hanya ayam. Itupun cuma jadwal berkokoknya

---

Takdir : Sebuah pengaturan dari Allah SWT yang sangat halus dan tidak terbaca
by. Anis Matta (Kultwit)

Diantara manfaat iman kepada takdir adalah bhw kita menemukan ruang tak terbatas untuk menafsir semua kelemahan dan keterbatasan kita, Tetapi dibalik itu tetap ada harapan dan optimisme bhw Allah selalu berkehendak baik kepada kita, apapun peristiwa yg ditimpakan kepada kita.

Iman kepada takdir mempertemukan dua kutub ekstrim dalam diri kita : kepasrahan dan optimisme..ketergantungan pada Allah dan rasa percaya diri.Itu yang memberi kita keseimbangan jiwa..akhir dari semua kerja keras kita adalah kepasrahan..ujung dari semua kelemahan kita adalah optimisme.

kita tidak perlu melawan kehendak Yang Maha Besar..kita hanya perlu memahaminya..lalu belajar berdamai dengan diri kita bahwa itulah yg terbaik untuk kita. Karena itu kita berucap "Allah telah menetapkan..semua yg Dia kehendaki pasti Dia lakukan..yg terbaik itu apa yg ditakdirkan Allah".

Takdir adalah ide tentang bagaimana kita menafsir kekuatan dan kelemahan kita sebagai
manusia..juga ide tentang skenario kehidupan..dimana Allah adalah pusatnya..

Lihatlah perjalanan hidup kita..bagaimana ia dipengaruhi oleh banyak faktor..tp semuanya tidak dalam kendali kita. Orang tua, suku, waktu dan tempat kelahiran..orang-orang yang se-zaman dengan kita..orang-orang yang kita temui dalam perjalanan hidup..semua tidak kita tentukan.. pengaruhnya?

Adalah semata karen rahmatNya ketika Ia memberi kita kesempatan untuk memilih beriman atau tdk beriman..tapi akibat pilihan kita adalah takdirNya..

kisah Nabi Yusuf bermula dr sumur dan penjara..berujung di istana dan berkumpulnya keluarga..sebuah skenario kehidupan yg sempurna. Tp ujung cerita itu adalah pernyataan bhw "Sesungguhnya Tuhanku Maha Lembut(dalam mencapai) apa yang Ia kehendaki".

Membaca takdir Allah adalah upaya yg tak boleh berhenti untuk memahami kehendakNya..belajarlah menitipkan kehendak kita dlm kehendakNya. Mempertemukan kehendak kita dgn kehendakNya itulah yg disebut tawfiq..pertemuan yg menciptakan harmoni kehidupan..damai dan tenang tiada henti. Sebab jika Allah hendak menciptakan peristiwa dan memberlakukan kehendakNya..Ia menyiapkan semua sebab2nya..dan terjadilah semua takdirNya.

Berhasil membaca kehendakNya dlm hdp kita akan memberi kita ketenangan jiwa yg takkan tergoyahkan oleh goncangan hdp apapun..kita merasa lbh pasti

Org yg tdk beriman pd takdir selalu berada pd 2 kutub jiwa yg ekstrim..merasa hina waktu lemah..sombong dan melampaui batas waktu kuat.

Waktu kalah dlm perang Uhud, Allah melarang kaum muslimin merasa lemah dan sedih..mrk hrs tetap merasa kuat..sbb ini blm berakhir. kita jd kuat di ujung kelemahan manusiawi kita krn kita percaya pd kekuatan Allah yg tdk terbatas..di ujung kelemahan kita selalu ada optimisme.

Dari nama dan sifat Allah ada 4 yg paling banyak mendasari semua takdirNya..al 'ilm..al qudroh..al rahmah..al 'adl..Allah Maha Mengetahui segala sesuatu..Maha Mampu bertindak dan melakukan apa saja yg Ia kehendaki..tp juga Maha Penyayang dan Maha Adil. Jadi walaupun Allah Maha Mengetahui dan Maha Mampu melakukan apa saja..tetap saja kasih sayang dan keadilanNya mengalahkan angkara murkaNya. Itu sebabnya Allah tdk akan pernah menzalimi hambaNya..walaupun Ia bisa kalau Ia mau..krn Ia terlalu Pengasih dan terlalu Adil.

Itu yg menjelaskan mengapa seluruh takdirNya adalah kebaikan semata..termasuk semua musibah yg menimpa hambaNya..itu pertanda cinta. Memadukan keperkasaan dan kasih sayang..kekuatan dan keadilan..adalah sifat Allah yg menciptakan harmoni dan keseimbangan dlm takdirNya.

Semua ketetapan Allah itu, yg didasarkan pd ilmu dan kemampuan, kasih sayang dan keadilan..diturunkan sbg takdir melalui pengaturan (tadbir). Semua ketetapan Allah yg didasarkan pd ilmu dan kemampuan, kasih sayang dan keadilan..diturunkan sbg takdir melalui pengaturan (tadbir), Makanya Allah disebut sbg Al Mudabbir atau yg mengatur dan merencanakan detil2 kehidupan manusia..hidup kita berjalan dlm skenarioNya..

Seperti dlm kisah Nabi Yusuf..tak satupun dari mereka yg terlibat dlm jalinan kisah itu yg tahu akhir cerita itu kelak..plotnya kemana??. Mrk semua hanya bergerak dgn sebuah kesadaran yg konstan akan kehendak baik Allah..mrk tidak tahu ujung ceritanya..tp mrk yakin pasti baik..

Di puncak kesedihannya Ya'qub hanya berkata.."Saya hanya mengadukan keluh dan sedihku kepada Allah"..ia pasrah karena ia yakin dgn ujungnya.

Saudara2 Nabi Yusuf yg berkonspirasi menjeblosnya kedalam sumur tdk sadar bahwa mrk hanya menjebak diri mrk sendiri..mrk pikir mrk cerdas.Padahal saat berada dlm sumur Allah meyakinkan Nabi Yusuf bhw kelak dia ceritakan urusan ini kpd saudara2nya..mrk cuma tdk sadar saja skrg..

Jadi ketika mendengar cerita anak2nya ttg Nabi Yusuf yg sdh dimangsa serigala, Ya'qub berkata kalian pikir konspirasi ini baik bg kalian?.

Nabi Ya'qub menyabar2kan dirinya..kesabaran yg indah katanya..dan hanya Allah yg dimohon pertolonganNya atas apa yg kalian ceritakan. Nabi Ya'qub menjalani pengaturan Allah ini dgn sabar dan penuh keyakinan..sebab Allah tlh mengajarkan ini pdnya dgn caraNya sendiri.

Dan sesungguhnya dia (Ya'qub) mempunyai pengetahuan krn Kami telah mengajarkan kpdnya,tp kebanyakan manusia tdk mengetahui (QS:Yusuf:).

Jadi Nabi Ya'qub selalu berkata kpd anak2nya "Aku mengetahui dari Allah apa yang kalian tiada mengetahui"..ia tahu ini pengaturan Allah. Apa Ya'qub tahu jalan ceritanya secara detil? Mungkin tidak jg.Tapi dia tahu ujungnya pasti baik.Jd dia hanya menjaga agar sikapnya ttp benar.

Saat berkumpul di ujung cerita yg indah..Ya'qub mengulangi lg:"Kan sdh aku katakan pd kalian bhw aku tahu dari Allah apa yg tdk kalian tahu" Tp Yusuf menyimpulkan "Sesungguhnya Tuhanku Maha Lembut terhadap apa yg Dia kehendaki.Sungguh Dialah Yg Maha Mengetahui lg Maha Bijaksana"

Inilah akhirnya yg kita pelajari dr kisah ini bhw iman pd takdir membuat kita menghadapi berbagai konspirasi dgn cara yg sangat berbeda..Iman pd takdir membuat kita membaca konspirasi dgn mata hati..mencium dgn firasat..tp bereaksi dgn sabar dan teguh..penuh ilmu penuh iman..

Sebab Allah punya tipu dayaNya sendiri..sebab manusia tdk pernah tahu ujung cerita dari skenarioNya..itu mengapa mrk mudah terjebak sendiri!

Kisah Nabi Yusuflah yg mengajarkan kita bgmn sebuah konspirasi dgn keimanan pada takdir..kita akan tampak lugu mungkin..tp tdk pd hakikatnya.Mungkin kita terlihat naif krn percaya takdir dlm menghadapi konspirasi.Tp tdk! Ilmu kitalah yg berbeda dgn ilmu mrk..sebab sumbernya jg beda!

Sdh kucium bau Yusuf kalau saja kalian tdk akan menuduhku lemah akal,kata Ya'qub menjelang pertemuan kembali seluruh keluarga itu..

Yg tdk disadari para konspirator itu adalah bhw sebenarnya mrk tidaklah mengendalikan permainan..terlalu banyak yg tdk bisa mrk kendalikan..

Org berakal itu,kata ulama kita, adalah yg paling banyak memikirkan akibat dari semua kata dan tindakannya..itu krn mrk percaya pengaturanNya.

Jika terkepung dlm perang kita hrs cari tempat berlindung yg lbh tinggi..tp Allah justru menyuruh Nabi Musa ke tepi laut saat dikejar Fir'aun??

Nabi Musa mengikuti perintah itu..dan Fir'aun makin bernafsu..ia yakin pasti dpt mangsa yg empuk..laut merah akan jd saksi pembantaian..

Nabi Musa pasti tampak lugu dan naif di mata Fir'aun..tapi ini pengaturan Allah yg tdk disadari Fir'aun..dia pikir dia hebat dan perkasa..

Saat Fir'aun tiba di tepi laut merah..Nabi Musa dan kaumnya sdh ada di seberang laut..krn laut terbelah..Fir'aun tdk bertanya lg kok bisa? Tak ada lg pertanyaan dlm benak Fir'aun ttg arti laut terbelah..apalagi kecurigaan bhw itu akan jadi jebakan..jd mrk kerja mangsa pnuh nafsu.Laut merah itulah yg menutup riwayat keangkuhan Fir'aun..permulaan yg tampak naif berujung dgn tragedi yg dahsyat..itulah pengaturan Allah..

Jika saja Fir'aun berangkat lbh pagi mengejar Nabi Musa dan kaumnya,mungkin mrk bisa menangkapnya sebelum sampai ke seberang laut.Tp mrk telat. Tahu knp mrk telat? Krn pg itu ayam berkokok stlh matahari terbit. Jd Fir'aun dan pasukannya kesiangan. Jadwal ayam berkokok merubah sejarah.

Hanya satu makhluk dr slrh penghuni alam raya ini yg digunakan Allah utk mengubah jalannya sejarah.Hanya ayam.Itupun cuma jadwal berkokoknya

Slrh makhluk di alam raya ini adalah pasukanNya..yg tunduk pd perintahNya..itu yg tdk bisa dikendalikan manusia..tp itu jg tdk disadarinya..

Semua sumber daya itu membuatNya Maha Mampu melakukan apa saja yg Ia tau, mengeksekusi rencanaNya.Itulah Al Qudroh,kemampuan yg tdk terbatas

Ayat2 ttg takdir ini paling banyak diturunkan pd konteks politik dan kekuasaan,krn dlm pergulatan itulah iman kita pd takdir plg banyak diuji.

Dlm pertempuran dan pertarungan politik iman kita pd takdir paling banyak diuji,krn dlm kondisi itu kita gampang labil dan tergoncang scr batin.

Itu sebabnya panyak tentara yg pergi cari jimat sblm bertempur..atau penguasa cari dukun untuk memastikan kesinambungan kekuasaannya..

Tentara dan penguasa terlibat dlm banyak pertempuran dan konflik..hidup dlm ketidakpastian dan goncangan tanpa henti..mrk mudah jd rapuh..

Tentara dan penguasa butuh sandaran spiritual lbh besar dan kokoh..sayangnya mrk sering mencarinya di luar Allah..

Bekerja dlm dunia politik tanpa iman yg kokoh pd takdir membuat kita labil dan rapuh, mudah mengalami disorientasi dan tersesat di tengah jln!

Musa berkata kpd kaumnya:"Mintalah pertolongan dr Allah dan bersabarlah,sungguh Dia akan wariskan bumi ini kpd hamba yg dikehendakiNya"..

Diantara Fir'aun dan Musa, Allah memberlakukan takdirNya: shifting of power..itulah pengaturannya..terlalu halus memang..dan tak terbaca..

Iman pd takdir membuahkan keyakinan yg kokoh dan kesabaran yg panjang..itulah kunci dr karakter para pemenang: keyakinan dan kesabaran..

Anis Matta, Lc

Baca Selengkapnya......

Monday, December 20, 2010

TIDAK ADA JALAN YANG RATA UNTUK SUKSES



Action & Wisdom Motivation Training

Di pagi hari buta, terlihat seorang pemuda dengan bungkusan kain berisi bekal di punggungnya tengah berjalan dengan tujuan mendaki ke puncak gunung yang terkenal.
Konon kabarnya, di puncak gunung itu terdapat pemandangan indah layaknya berada di surga. Sesampai di lereng gunung, terlihat sebuah rumah kecil yang dihuni oleh seorang kakek tua.

Setelah menyapa pemilik rumah, pemuda mengutarakan maksudnya "Kek, saya ingin mendaki gunung ini. Tolong kek, tunjukkan jalan yang paling mudah untuk mencapai ke puncak gunung".

Si kakek dengan enggan mengangkat tangan dan menunjukkan tiga jari ke hadapan pemuda.
"Ada 3 jalan menuju puncak, kamu bisa memilih sebelah kiri, tengah atau sebelah kanan?"
"Kalau saya memilih sebelah kiri?"
"Sebelah kiri melewati banyak bebatuan." Setelah berpamitan dan mengucap terima kasih, si pemuda bergegas melanjutkan perjalanannya. Beberapa jam kemudian dengan peluh bercucuran, si pemuda terlihat kembali di depan pintu rumah si kakek.
"Kek, saya tidak sanggup melewati terjalnya batu-batuan. Jalan sebelah mana lagi yang harus aku lewati kek?"

Si kakek dengan tersenyum mengangkat lagi 3 jari tangannya menjawab, "Pilihlah sendiri, kiri, tengah atau sebelah kanan?"
"Jika aku memilih jalan sebelah kanan?"
"Sebelah kanan banyak semak berduri." Setelah beristirahat sejenak, si pemuda berangkat kembali mendaki. Selang beberapa jam kemudian, dia kembali lagi ke rumah si kakek.

Dengan kelelahan si pemuda berkata, "Kek, aku sungguh-sungguh ingin mencapai puncak gunung. Jalan sebelah kanan dan kiri telah aku tempuh, rasanya aku tetap berputar-putar di tempat yang sama sehingga aku tidak berhasil mendaki ke tempat yang lebih tinggi dan harus kembali kemari tanpa hasil yang kuinginkan, tolong kek tunjukkan jalan lain yang rata dan lebih mudah agar aku berhasil mendaki hingga ke puncak gunung."

Si kakek serius mendengarkan keluhan si pemuda, sambil menatap tajam dia berkata tegas "Anak muda! Jika kamu ingin sampai ke puncak gunung, tidak ada jalan yang rata dan mudah! Rintangan berupa bebatuan dan semak berduri, harus kamu lewati, bahkan kadang jalan buntu pun harus kamu hadapi. Selama keinginanmu untuk mencapai puncak itu tetap tidak goyah, hadapi semua rintangan! Hadapi semua tantangan yang ada! Jalani langkahmu setapak demi setapak, kamu pasti akan berhasil mencapai puncak gunung itu seperti yang kamu inginkan! dan nikmatilah pemandangan yang luar biasa !!! Apakah kamu mengerti?�

Dengan takjub si pemuda mendengar semua ucapan kakek, sambil tersenyum gembira dia menjawab "Saya mengerti kek, saya mengerti! Terima kasih kek! Saya siap menghadapi selangkah demi selangkah setiap rintangan dan tantangan yang ada! Tekad saya makin mantap untuk mendaki lagi sampai mencapai puncak gunung ini.
Dengan senyum puas si kakek berkata, "Anak muda, Aku percaya kamu pasti bisa mencapai puncak gunung itu! Selamat berjuang!!!

Tidak ada jalan yang rata untuk sukses!

Sama seperti analogi Proses pencapaian mendaki gunung tadi. Untuk meraih sukses seperti yang kita inginkan, Tidak ada jalan rata! tidak ada jalan pintas! Sewaktu-waktu, rintangan, kesulitan dan kegagalan selalu datang menghadang. Kalau mental kita lemah, takut tantangan , tidak yakin pada diri sendiri, maka apa yang kita inginkan pasti akan kandas ditengah jalan.
Hanya dengan mental dan tekad yang kuat, mempunyai komitmen untuk tetap berjuang, barulah kita bisa menapak di puncak kesuksesan.

Baca Selengkapnya......

Wednesday, December 15, 2010

Fadhilah Shaum Bulan Muharram


Oleh: Tim dakwatuna.com

dakwatuna.com - Dalam Islam ada empat Bulan yang dimuliakan oleh Allah swt. Yaitu, Bulan Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Muharram dan Bulan Rajab. Di bulan-bulan ini umat manusia dihimbau untuk tidak melaksanakan pertumpahan darah. Dan bagi umat Islam, bulan-bulan ini dianjurkan untuk meningkatkan taqarrub ilallah.

Allah swt berfirman : ”Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, Maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu, dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana merekapun memerangi kamu semuanya, dan ketahuilah bahwasanya Allah beserta orang-orang yang bertakwa.“ At Taubah : 36

Rasulullah SAW menganjurkan kepada umat Islam untuk melaksanakan shaum ‘Assyuraa (shaum hari kesepuluh) dari bulan Muharram ditambah dengan shaum sehari sebelumnya atau sesudahnya. Puasa sehari sebelumnya dinamakan Tasu’a, berasal dari kata tis’ah yang artinya sembilan. Karena puasa itu dilakukan pada tanggal 9 bulan Muharram.

Hal ini berdasarkan hadits-hadits yang diriwayatkan para sahabat. Antara lain :

Dari Humaid bin Abdir Rahman, ia mendengar Muawiyah bin Abi Sufyan RA berkata: Wahai penduduk Madinah, di mana ulama kalian? Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda, “Ini hari Assyura, dan Allah SWT tidak mewajibkan shaum kepada kalian di hari itu, sedangkan saya shaum, maka siapa yang mau shaum hendaklah ia shaum dan siapa yang mau berbuka hendaklah ia berbuka.” (HR Bukhari 2003)

Hadits lainnya adalah hadits berikut ini :

Dari Ibnu Abbas RA, ia berkata: ketika Rasulullah SAW tiba di kota Madinah dan melihat orang-orang Yahudi sedang melaksanakan shaum assyuraa, beliau pun bertanya? Mereka menjawab, “Ini hari baik, hari di mana Allah menyelamatkan bani Israil dari musuh mereka lalu Musa shaum pada hari itu.” Maka Rasulullah SAW menjawab, “Aku lebih berhak terhadap Musa dari kalian”, maka beliau shaum pada hari itu dan memerintahkan untuk melaksanakan shaum tersebut. (HR Bukhari 2004)

Juga ada hadits lainnya yang terkait dengan apa yang Anda tanyakan :

Dari Ibnu Abbas RA, ia berkata: pada saat Rasulullah SAW melaksanakan shaum Assyura dan memerintah para sahabat untuk melaksanakannnya, mereka berkata, “Wahai Rasulullah hari tersebut (assyura) adalah hari yang diagung-agungkan oleh kaum Yahudi dan Nashrani”. Maka Rasulullah SAW bersabda, “Insya Allah jika sampai tahun yang akan datang aku akan shaum pada hari kesembilannya”. Ibnu Abbas berkata, “Rasulullah SAW meninggal sebelum sampai tahun berikutnya” (HR Muslim 1134)

Rasulullah SAW bersabda, “Shaumlah kalian pada hari assyura dan berbedalah dengan orang Yahudi. Shaumlah kalian sehari sebelumnya atau sehari sesudahnya.” (HR Ath-Thahawy dan Baihaqy serta Ibnu Huzaimah 2095)

Fadhilah Shaum ‘Asyura’ (tanggal 10 Muharram) menurut Abu Qotadah bahwa Rasulullah bersabda: “Shaum Arofah menghapus dosa dua tahun, sedangkan shaum ‘Asyura’ menghapus dosa satu tahun sebelumnya.” [HR.Muslim:1162].

Imam Nawawi ketika menjelaskan hadits di atas beliau berkata: “Yang dimaksud dengan kaffarat (penebus) dosa adalah dosa-dosa kecil, akan tetapi jika orang tersebut tidak memiliki dosa-dosa kecil diharapkan dengan shaum tersebut dosa-dosa besarnya diringankan, dan jika ia pun tidak memiliki dosa-dosa besar, Allah akan mengangkat derajat orang tersebut di sisi-Nya.”

Selamat berpuasa Muharram.

Baca Selengkapnya......

Monday, December 13, 2010

Pesan Indah Our IDOL


Rasulullah SAW bersabda kepada menantunya, Ali r.a.
"Wahai 'Ali, setiap sesuatu pasti ada penyakitnya.
Penyakit bicara adalah bohong,
Penyakit Ilmu adalah lupa,
Penyakit ibadah adalah riya,
Penyakit akhlak mulia adalah kagum kepada diri sendiri,
Penyakit berani adalah menyerang,
Penyakit dermawan adalah mengungkap pemberian,
Penyakit tampan adalah sombong,
Penyakit bangsawan adalah membanggakan diri
Penyakit malu adalah lemah,
Penyakit mulia adalah menyombongkan diri,
Penyakit kaya adalah kikir,
Penyakit royal adalah hidup mewah,
Penyakit agama adalah nafsu yang diperturutkan…

Ketika berwasiat kepada Ali bin Abi Thalib r.a.
Rasulullah SAW bersabda :
Wahai 'Ali, orang yang riya itu punya tiga ciri, yaitu :
"Rajin beribadah ketika dilihat orang, malas ketika sendirian dan ingin mendapat pujian dalam segala perkara".

Wahai 'Ali jika engkau dipuji orang, maka berdo'alah :
"Ya Allah, jadikanlah diriku lebih baik dari apa yang dikatakannya, ampunilah dosa-dosaku yang tersembunyi darinya, dan janganlah kata-katanya mengakibatkan siksaan bagiku…."

Ketika ditanya bagaimana mengobati hati yang sedang resah dan gundah gulana, Ibnu Mas'ud r.a. berkata :
"Dengarkanlah bacaan Al-Qur'an atau datanglah ke majelis-majelis dzikir atau pergilah ketempat yang sunyi untuk berkhalwat dengan Allah SWT . Jika belum terobati juga, maka mintalah kepada Allah SWT hati yang lain, karena sesunguhnya hati yang kamu pakai bukan lagi hatimu.."

Baca Selengkapnya......

Saturday, December 11, 2010

Ingin sukses, Jangan Bermental Pengemis


Salah satu ajaran Rasulullah saw, yang berkaitan dengan manajemen diri adalah Sukses dengan membiasakan diri untuk tidak bermental pengemis.

Salah satu hadis riwayat Abu Dawud, Nasai, dan Tirmidzi, dikisahkan bahwa seorang laki-laki dari golongan Anshor datang menghadap Rasulullah saw. Dia memohon agar Rasulullah saw memberinya sesuatu untuk dimakan. ''Memang kamu tidak mempunyai sesuatu di rumah?'' tanya Rasulullah.

''Tentu saja ada wahai Rasulullah. Saya masih mempunyai sehelai kain yang sebagiannya kami pakai dan sebagian lainnya kami hamparkan, serta sebuah gelas besar tempat kami minum air,'' jawab laki-laki itu.

Nabi kemudian menyuruhnya membawa dan memperlihatkan barang-barang itu kepadanya. Si laki-laki Anshor itu lalu membawa barang itu dan menyerahkannya pada nabi. ''Siapa yang akan membeli barang-barang ini?'' kata nabi. Seorang laki-laki berkata, ''Aku berani dengan harga satu dirham.''

Rasulullah menimpali, ''Siapa yang akan menambah lebih dari satu dirham?'' Seorang laki-laki berkata, ''Aku mengambilnya dengan harga dua dirham.'' Nabi kemudian memberikan dua barang itu kepada penawar terakhir dan mengambil dua dirham itu, lalu memberikannya kepada lelaki Anshor tersebut. ''Belikan makanan dengan salah satu dari dua dirham ini lalu berikan kepada keluargamu, dan belikan sebuah kapak dengan satu dirham lainnya kemudian bawalah kapak tersebut kepadaku.''

Si laki-laki Anshor itu pun bergegas melakukan apa yang diperintahkan Rasulullah saw. Dia menyerahkan kapak yang baru dibelinya kepada Rasulullah saw. Setelah itu, Rasulullah saw memberikan pegangannya, lalu bersabda, ''Pergi dan carilah kayu bakar, kemudian juallah. Aku tidak ingin sama sekali melihatmu selama lima belas hari.''

Setelah mengerjakan perintah Rasulullah saw itu, datanglah laki-laki Anshor itu membawa 10 dirham kemudian membeli makanan dengan sebagian dari uang itu. Rasulullah bersabda, ''Ini lebih baik daripada kamu meminta-minta karena hal itu hanya akan menjadikan noda di wajahmu pada hari kiamat nanti.''

Ada beberapa hikmah sangat penting yaitu;

Pertama, hindarkan sikap meminta, sebab bisa melemahkan kegigihan jiwa untuk menghadapi hidup ini;

Kedua, Isi perut kita dari hasil keringat sendiri agar halal prestatif, bukan halal karena belas kasihan orang, apalagi karena sebel;

Ketiga, Berani menghadapi resiko psikologis dengan cara ada rentang waktu kegigihan tidak merengek-rengek minta bantuan misalnya 15 hari seperti terapi psikologis yang dilakukan Rasululullah saw.

Baca Selengkapnya......

Friday, December 10, 2010

CERPEN INSPIRATIF


Sudahkah Engkau Bersujud Kepada-Nya, Mensyukuri Nikmat-Nya, Anakku?
Oleh : Erna Manimbangi

Perjalanan hidupmu sudah genap memasuki angka 12. 12 tahun bukanlah angka yang sedikit untuk mensyukuri segala nikmat-Nya kepadamu.
Alhamdulillah, lantunkan itu sayang dalam setiap langkahmu. Jangan engkau lupakan segala pemberian-Nya kepadamu yang sungguh tak dapat dihitung walau seluruh temanmu engkau ajak untuk turut membantu, walau seluruh keluarga juga turut membantumu, bahkan walau seluruh manusia turut membantumu, tak dapat semuanya menghitung betapa banyak nikmat yang telah diberikan kepadamu sampai hari ini.

Coba hitung sayang, sudah berapa liter udara-Nya yang engkau hirup secara gratis, tanpa bayar sama sekali, sejak engkau menangis untuk pertama kalinya di pagi 27 ramadhan, 27 Februari, 12 tahun yang lalu. Andai saja Allah menahannya tidak memberimu barang itu tiga menit saja, maka mungkin hidupmu tidak bertahan sampai genap 'dua belas' seperti hari ini. Ya...tiga menit saja udara tidak mengalir ke dalam paru-parumu, engkau akan kesusahan yang teramat sangat, dan untuk menit selanjutnya akan merasakan sakit yang teramat sangat. Jika belum tahu rasanya, maka cobalah menutup mulutmu, dan juga menutup hidungmu dan rasakan pada hitungan menit keberapa engkau sudah sangat ingin menghirup udara-Nya yang telah Ia sediakan untukmu, tanpa harus mengeluarkan uang sepeserpun.

Tanpa harus bersusah payah mengambilnya di tempat yang jauh dan mengeluarkan tenaga yang banyak untuk memperolehnya. Tanpa harus menghiba-hiba kepada pencipta zat itu karena khawatir Ia marah padamu dan menahannya tak memberikanmu. Tanpa engkau minta, Dia tetap memberimu dengan kasih sayangnya yang tak bertepi.

Sepanjang hari, walau engkau terlelap dalam tidur yang panjang Dia tetap mengirimkan penunjang hidupmu itu. Sepanjang minggu, sepanjang bulan sepanjang tahun, selama dua belas tahun, masih Dia begitu murahnya memberimu tanpa pernah menghentikannya. Mungkin pernah suatu saat engkau begitu susah untuk menghirup udara-Nya saat Dia mengujimu dengan sedikit rasa sakit di tenggorokanmu dan di dadamu. Ummi ingat suatu saat engkau hanya bisa menangis karena cairan di hidungmu menghambatmu untuk menghirup udaranya dengan leluasa. Engkau terbangun dari tidur nyenyakmu dan menangis di tengah malam itu karena engkau masih belum tahu mengungkapkan perasaanmu karena kepandaian berbicara belum Dia berikan kepadamu.

Ummi begitu kasihan melihatmu sering terjaga dan menangis beberapa kali dalam semalam itu. Tapi itu hanya beberapa lama, sangat sedikit sekali jika dibandingkan nikmat sehat yang engkau telah lalui selama dua belas tahun ini, sehingga engkau bebas sebebas-bebasnya menghirup udara-Nya tanpa engkau minta. Untuk semua itu, sudahkah engkau bersujud kepada-Nya, mensyukuri nikmat besarnya itu, anakku? Sudahkah engkau mengucapkan 'Alhamdulillah' sembari mengenang begitu pemberian-Nya kepadamu kadang luput engkau syukuri selama ini.

Lihatlah tubuhmu, anakku. Saat di telepon engkau mengabarkan tinggi tubuhmu sudah 150 centimeter, 7 sentimeter lagi tubuhmu sudah setinggi Ummi.
Subhanallah...rasanya belum lama berlalu saat engkau masih tertatih-tatih belajar berjalan karena kakimu belum begitu kuat untuk menopang tubuhmu yang masih puluhan sentimeter tingginya. Rasanya baru saja ummi menggendongmu karena kelelahan mengelilingi rumah Allah dalam tawaf yang hanya tujuh kali putaran itu. Rupanya tubuhmu masih terlalu kecil untuk kuat bersama orang-orang yang mencoba mendekatkan diri kepada-Nya berkeliling menyebut nama-Nya. Engkau menyerah dan minta digendong oleh ummi. Sekali waktu abi lah yang menggendongmu karena lebih kuat melakukan itu.

Sungguh begitu banyak sudah makanan yang masuk ke tubuhmu sehingga tinggimu bisa menjadi seperti sekarang. Entah sudah berapa puluh bahkan ratus kilogram beras telah engkau habiskan untuk menunjang pertumbuhan tubuh, tulang, otak dan seluruh asesoris tubuhmu. Entah sudah berapa banyak ikan yang mati dan rela mengisi perutmu karena Allah memerintahkan itu kepadanya. Entah sudah berapa ekor ayam, dan juga telur-telurnya, sapi, kambing, yang bernasib sama semua untuk mengisi kebutuhanmu. Dan coba hitunglah berapa banyak tumbuhan yang dihidupkan oleh Allah sekedar untuk memenuhi kebutuhanmu akan sayuran dan buah-buahan.

Dan berapa banyak gula yang dihasilkan dari pohon-pohon tebu yang diciptakan Allah untuk memenuhi kenikmatan lidahmu dikala engkau menjilati es krim yang menjadi kegemaranmu. Belum lagi berapa banyak ibu sapi yang rela membagi susu untuk bayinya untuk dijadikan minuman yang menyehatkan tubuhmu. Semua tak luput dari perhatian Allah yang begitu besar kepadamu. Tak setetes susupun yang masuk ketubuhmu kecuali dengan perhitungan yang amat sempurna untuk memenuhi janjinya bahwa Ia akan menjamin rezeki setiap hambanya.

Untuk semua itu, sudahkah engkau bersujud kepada-Nya dan mensyukuri segala pemberian-Nya kepadamu, anakku? Beberapa bulan yang lalu, engkau mengabarkan bahwa engkau mendapat peringkat ke tiga terbaik dalam lomba matematika di kota kelahiranmu. Suatu karunia yang besar yang telah diberikan kepadamu sekali lagi oleh-Nya anakku. Dialah Allah yang telah menciptakan otakmu mampu mencerna dan menyelesaikan soal-soal yang dipandang susah oleh sebagian orang.

Teringat engkau telah pandai membaca saat umurmu belum genap empat tahun.
Engkau bahkan telah pandai mengeja kata-kata pendek yang tertulis di majalah diatas pesawat yang membuat seorang ibu disamping ummi terkesima melihat engkau yang masih sangat kecil sudah dpat mengenal huruf-huruf dan berusaha membacanya.
Waktu itu dalam perjalanan menuju ke Sudan, umurmu baru saja melewati dua tahun. Juga ummi ingat sekali saat adikmu almarhum Zahid baru lahir, engkau telah dapat mengeja huruf-huruf hijaiyyah yang ummi buat dan tempelkan di dinding kamar tidur yang penuh warna-warni itu. Saat itu usaiamu belum lagi genap dua tahun.

Ummi ingat pula saat perpisahan di TK Wihdatul Ummah, engkau terpilih menyampaikan pidato perpisahan mewakili teman-temanmu. Terasa begitu mudah engkau menghapalkan pidato-pidato yang ummi buatkan untukmu. Karena masih sering ada kata-kata yang engkau lupa maka tulisan itu ummi buatkan untuk engkau bawa dan dibaca saat engkau lupa pidatomu. Ummi terharu sekali saat engkau naik di panggung dan menyampaikan sepatah katamu itu. Dengan wajah polosmu yang baru berusia lima tahun lebih sedikit engkau memesona hadirin yang hadir di tempat itu. Dan saat kata itu hilang dari memorymu engkau dengan lugunya melihat contekanmu untuk membaca apa yang telah ummi tuliskan untukmu. Tentu saja para hadirin tertawa geli melihat tingkahmu itu. Dengan percaya diri engkau teruskan membaca contekanmu sambil sekali-sekali berhenti, mencoba mengingat apa yang telah engkau hafalkan sebelumnya. Lucu sekali dan menggelikan.

Ummi bangga padamu anakku. Engkau pandai sayangku, engkau cerdas anakku, Allah telah menganugerahkan semua itu kepadamu.
Allahlah yang telah membuat otakmu mudah menerima pelajaran-pelajaran dan menyimpannya di memory otakmu untuk beberapa lama, dan saat dibutuhkan engkau mudah mengambilnya. Allahlah yang telah menyusun otakmu dengan amat sempurna. Alhamdulillah. Segala puji bagi Allah yang mampu mencipta seperti itu.

Untuk semua itu, sudahkah engkau bersujud kepada-Nya dan mengucap syukur kepada-Nya atas nikmatnya yang sungguh besar itu? Sudahkah engkau banyak mengingatnya karena sungguh sayangnya kepada-Mu jauh melebihi sayangnya seorang ibu kepada anaknya. Ummi sangat menyayangimu, tak terucap dengan kata-kata betapa ummi sangat menyayangimu, tapi ternyata ada yang lebih menyayangimu dari sayang ummi ini.

Dialah Allah, Rabbul Izzati yang telah menyempurnakan penciptaan-Nya kepadamu.

Dialah Allah yang menjagamu sepanjang hari, memberimu segala sesuatu tanpa sedikitpun pernah meminta untuk dikembalikan. Dialah Allah yang telah menyediakan begitu banyak rezeki untuk jatah hidupmu di dunia ini. Dialah Allah sang Maha Penyayang yang memberikanmu orang-orang yang menjaga dan mengasihimu sejak engkau baru lahir sampai saat ini. Dia memberimu seorang ayah yang dengan perantaraannya dikirimkannya makanan yang dapat terbeli untuk kelangsungan hidupmu.

Dialah pula yang memberimu seorang ibu yang menjagamu dan mengasihimu sejak engkau di buaian, sampai saat ini. Beruntung engkau anakku masih mempunyai ayah dan ibu sampai saat engkau sebesar ini. Walaupun kami jauh darimu saat ini, tapi setidaknya engkau masih memilikinya. Rasulullah Sallallahu alaihi wasallam tidak pernah melihat sosok ayahnya, dia pun hanya enam tahun bisa merasakan kehangatan kasih ibunya.

Rasulullah tercinta telah kehilangan orang-orang yang dicintainya sejak masih kecil, dan beruntun untuk tahun-tahun selanjutnya telah kehilangan orang yang teramat sangat dicintai dan melindunginya. Untuk semua itu sudahkah engkau bersujud dan bersyukur kepada-Nya anakku?

Cobalah lihat ke seluruh tubuhmu anakku.

Disana tersebar kasih sayang Allah kepadamu. Mulai dari mata, bibir, hidung, tubuh, tangan, kaki, semuanya dengan ciptaan yang amat sempurna. Tidak ada yang kurang, seperti banyak saudara-saudaramu yang lain di bumi Allah ini yang mendapat kasih sayang-Nya dalam bentuk yang lain. Mereka tidak punya lengan, mereka tidak punya kaki, mereka buta, mereka cacat, mereka tidak dapat berlari kemana-mana, hanya kursi roda yangmenemaninya sehingga dengan begitu gerakannya sangat terbatas.

Bahkan ada yang hanya berdiam di tempat tidur karena sama sekali tak kuasa menggerakkan tubuhnya, tangannya begitu lemah untuk sekedar menggerakkan roda-roda kursinya. Mereka tak bisa ke sekolah seperti apa yang engkau lakukan setiap hari. Mereka tak bisa melihat indahnya ciptaan Allah seperti engkau melihat hijaunya daun, indahnya warna-warni bunga, indahnya mentari pagi dan indahnya matahari terbenam di pantai dekat rumah puang nenek.
Mereka tak bisa mendengar dengan telinganya seperti engkau selalu mendengar celoteh adik-adikmu saat berbicara di telepon bercerita kepadamu tentang Jepang dan bahasa Jepang. Dan mereka juga tak bisa berbicara dengan lancar seperti engkau lancar berbicara kepada ummi menceritakan segala sesuatu yang engkau alami dan engkau lihat.

Untuk semua itu, sudahkah engkau bersujud dan mengucap syukur kepada-Nya anakku?

Sesungguhnya masih banyak hal-hal disekelilingmu yang Allah telah berikan untukmu, untuk seorang yang bernama Zakiy, yang lahir pada tanggal 27 Februari 1995, tak meleset, hanya untuk seorang Zakiy, Zakiy Gazali, bukan Zakiy Muhammad atau Zakiy Haerul atau Zakiy lainnya....yang tak dapat dihitung berapa banyak pemberian-Nya kepadamu, anakku.

Untuk semua itu, sudahkah engkau bersujud dan mengucap syukur kepada-Nya wahai anakku sayang?
Semoga engkau menjadi orang yang pandai melihat segala nikmat-Nya kepadamu dan pandai untuk mensyukurinya sehingga setiap langkah dan gerakmu akan bermuara kepada-Nya, melahirkan kecintaan yang tiada terperi kepada Zat yang telah memberi begitu banyak cintanya, kepadamu. Semoga dengan banyak bersujud dan mensyukuri nikmat-Nya, engkau akan diangkat ke derajat orang-orang yang mendapat predikat kekasih Allah dan bisa berkumpul dengan para kekasih Allah yang senantiasa rindu untuk bertemu dengan zat yang Maha Penyayang...Allah subhanahu wata'ala.


Nagasaki, 27 Februari 2007

Baca Selengkapnya......

Thursday, December 9, 2010

Yang Lalu Biarlah Berlalu


Mengingat dan mengenang masa lalu, kemudian bersedih atas nestapa dan kegagalan di dalamnya merupakan tindakan bodoh dan gila. Itu, sama artinya dengan membunuh semangat, memutuskan tekad dan mengubur masa depan yang belum terjadi.

Bagi orang yang berpikir, berkas-berkas masa lalu akan dilipat dan tak pernah dilihat kembali. Cukup di tutup rapat-rapat, lalu disimpan dalam 'ruang' penglupan, diikat dengan tali yang kuat dalam 'penjara'
pengacuhan selamanya. Atau, diletakkan di dalam ruang gelap yang tak tertembus cahaya. Yang demikian, karena masa lalu telah berlalu dan habis. Kesedihan tak akan mampu mengembalikannya lagi, keresahan tak akan sanggup memperbaikinya kembali, kegundahan tidak akan mampu merubahnya menjadi terang, dan kegalauan tidak akan dapat menghidupkannya kembali, karena memang ia sudah tidak ada.

Jangan pernah hidup dalam mimpi buruk masa lalu, atau di bawah payung gelap masa silam. Selamatkan diri Anda dari bayangan masa lalu!
Apakah Anda ingin mengembalikan air sungai ke hulu, matahari ketempatnya terbit, seorok bayi ke perut ibunya, air susu ke payudara sang ibu, dan air mata ke kelopak mata? Ingatlah, keterikatan Anda, dengan masa lalu, keresahan Anda atas apa yang telah terjadi padanya, keterbakaran emosi jiwa Anda oleh api panasnya, dan kedekatan jiwa Anda pada pintunya, adalah kondisi yang sangat naif, ironis, memprihatinkan, dan sekaligus menakutkan.

Membaca kembali lembaran masa lalu hanya akan memupuskan masa depan, mengendurkan semangat, dan menyia-nyiakan waktu yang sangat berharga. Dalam Al-Qur'an, setiap usai menerangkan kondisi suatu kaum dan apa saja yang telah mereka lakukan, Allah selalu mengatakan, "Itu adalah umat yang lalu." Begitulah, ketika suatu perkara habis, maka selesai pula urusannya. Dan tak ada gunanya mengurai kembali bangkai zaman dan memutar kembali roda sejarah.

Orang yang berusaha kembali ke masa lalu. Adalah tak ubahnya orang yang menumbuk tepung, atau orang yang menggergaji serbuk kayu.

Syahdan, nenek moyang kita dahulu selalu mengingatkan orang yang meratapi masa lalunya demikian: "janganlah engkau mengeluarkan mayat-mayat itu dari kuburnya." Dan konon, kata orang yang mengerti bahasa binatang, sekawanan binatang sering bertanya kepada seekor keledai begini, "Mengapa engkau tidak menarik gerobak."

"Aku benci khayalan," jawab keledai.

Adalah bencana besar, manakala kita rela mengabaikan masa depan dan justru hanya disibukkan oleh masa lalu. Itu, sama halnya dengan kita mengabaikan istana-istana yang indah dengan sibuk meratapi puing-puing yang sudah lapuk. Padahal, betapapun seluruh manusia dan jin bersatu untuk mengembalikan semua hal yang telah berlalu, niscaya mereka tidak akan pernah mampu. Sebab, yang demikian itu sudah mustahil pada asalnya.

Orang yang berpikiran jernih tidak akan pernah melihat dan sedikitpun menoleh kebelakang. Pasalnya, angin akan selalu berhembus ke depan, air akan mengalir ke depan, setiap kafilah akan selalu berjalan ke depan dan segala sesuatu bergerak maju ke depan. Maka itu, janganlah pernah melawah sunah kehidupan!


Wallahu a'lam
Narasumber: La Tahzan dari DR. 'Aidh al-Qarni

Baca Selengkapnya......

Monday, December 6, 2010

Berbagi dalam Nasehat





Siapakah ?

Siapakah orang yang sibuk?
Orang yang sibuk adalah orang yang suka menyepelekan
waktu solatnya seolah-olah ia mempunyai kerajaan
seperti kerajaan Nabi Sulaiman a.s.
Maka sempatkanlah bagimu untuk
beribadah... ......... ..dan bersegeralah!

Siapakah orang yang manis senyumanya?
Orang yang mempunyai senyuman yang manis adalah
orang yang ditimpa musibah lalu dia berucap "Inna
lillahi wainna illaihi rajiuun." Kemudian
berkata,"Ya Rabb, Aku redha dengan ketentuanMu ini",
sambil mengukir senyuman.
Maka berbaik hatilah dan bersabar.... ......... ..

Siapakah orang yang kaya ?
Orang yang kaya adalah orang yang bersyukur dengan
apa yang ada dan tidak lupa akan kenikmatan dunia
yang sementara ini.
Maka bersyukurlah atas nikmat yang kau terima dan
berbagilah.. .....

Siapakah orang yang miskin?
Orang yang miskin adalah orang tidak puas dengan
nikmat yang ada selalu menumpuk-numpukkan harta.
Maka janganlah kau menjadi kikir juga
dengki...... .....

Siapakah orang yang rugi?
Orang yang rugi adalah orang yang sudah sampai usia
pertengahan namun masih berat untuk melakukan ibadat
dan amal-amal kebaikan.
Maka hargailah waktumu dan
bersegeralah. ......... ....

Siapakah orang yang paling cantik?
Orang yang paling cantik adalah orang yang mempunyai
akhlak yang baik.
Maka peliharalah akhlakmu dari dosa dan
noda........ ......... ......... ...

Siapakah orang yang mempunyai rumah yang paling
luas?
Orang yang mempunyai rumah yang paling luas adalah
orang yang mati membawa amal-amal kebaikan dimana
kuburnya akan di perluaskan sejauh mata memandang.
Maka beramal shalehlah selagi sempat dan
mampu....... ........

Siapakah orang yang mempunyai rumah yang sempit lagi
dihimpit ?
Orang yang mempunyai rumah yang sempit adalah orang
yang mati tidak membawa amal-amal kebaikkan lalu
kuburnya menghimpitnya.
Maka ingatlah akan kematian dan kehidupan setelah
dunia....... .....

Siapakah orang yang mempunyai akal ?
Orang yang mempunyai akal adalah orang-orang yang
menghuni syurga kelak karena telah menggunakan akal
sewaktu di dunia untuk menghindari siksa neraka.
Maka peliharalah akal sehatmu dan pergunakan
semaksimal mungkin untuk mengharap
ridho-Nya... ......... ..

Siapakah org yg PELIT ?
Orang yg pelit ialah org yg membiarkan atau membuang
email ini begitu saja, malah dia tidak akan
menyampaikan kepada org lain.
Maka sampaikanlah kepada yang lain sedikit berita
gembira ini selagi sempat, karena tiada ruginya
bagimu...... .....

Baca Selengkapnya......

Monday, March 8, 2010

Selamat dan Sukses FSI IKMI



Assalamu'alaykum Wr. Wb.

Subhanallah wal hamdulillah...

TAHNIAH...

Tim redaksi Web Log IKMI pasir gudang mengucapkan selamat kepada panitia atas suksesnya acara FESTIVAL SENI ISLAM IKMI 1431H yang telah dilaksanakan pada hari Ahad, 7 Maret 2010 di Dewan Besar Pusat Bandar Pasir Gudang.

Terimakasih juga bagi semua pendukung acara (Damansara Assets, Celcom, JPI, KJRI, Polis Diraja Malaysia dan Jabatan Agama Islam Johor) atas semua dukungan demi lancarnya acara FSI tersebut.

Tak lupa kami sampaikan terima kasih kepada semua peserta dan supporter dari berbagai kawasan (IKMI Senai, IKMI Kulai, IKMI Simpang Renggam, IKMI Tampoi, IKMI Taman U, IKMI Pekan Nanas, IKMI Ulu Tiram, IKMI Kota TInggi, IKMI Batu Pahat) yang telah jauh-jauh datang ke Pasir Gudang untuk memeriahkan acara Festival Seni ini.

Kami mewakili semua panitia memohon maaf atas semua kekurangan pada acara kemarin.

Salam Persaudaraan
Tim redaksi IKMI Pasir Gudang

Wassalamu'alaykum Wr. Wb.

Baca Selengkapnya......

Saturday, February 27, 2010

IKUT FESTIVAL SENI ISLAM IKMI yuuuk..


Assalamu'alaykum Wr. Wb.

Sahabat IKMI, afwan kami baru bisa tampil lagi di web. pada kesempatan kali ini IKMI pasir gudang akan mempublikasikan sebuah agenda besar yang merupakan rangkain beberapa kegiatan dalam tajuk FESTIVAL SENI ISLAM IKMI 1431 H.

FSI IKMI 1431 H akan dilaksanakan pada hari ahad, 07 Maret 2010, mulai pukul 09.00 sampai 17.00, bertempat di Dewan Besar aras 3, Pusat Bandar, Pasir Gudang.

Ada tiga agenda dalam FSI IKMI 1431 H ini, yaitu :
1. LOMBA NASYID
2. LOMBA KALIGRAFI
3. LOMAB PUISI

ketiga lomba tersebut akan memperebutkan trofi IKMI dan uang pembinaan.

berikut kami lampirkan peraturan lomba dalam FSI IKMI

A. PERATURAN LOMBA NASYID

Kriteria Peserta:
1. Tim Ikhwan /Akhwat
2. Jumlah anggota personel Tim minimal 2 orang, maks tidak dibatasi
3. Setiap personel tim tidak boleh berada dalam 2 tim atau lebih.

Syarat Lomba:
1. Melakukan pendaftaran kepada panitia sebelum tgl 1 Maret 2010 dengan biaya registrasi RM 30.00 per tim
2. Membawakan 2 buah lagu: 1 lagu wajib dan 1 lagu pilihan (bebas, sesuai dengan syarat)
3. Panitia hanya menyediakan sound syst, apabila memerlukan perlengkapan lain / alat musik tambahan harap dipersiapkan sendiri oleh peserta dengan menghubungi panitia sebelumnya
4. ketentuan perlombaan yang lain akan diumumkan pada saat acara

Kriteria yang dilombakan:
1. Tim terbaik (peringkat 1, 2 dan 3)
2. Lagu pilihan terbaik
3. Personel terbaik

Kriteria Penilaian:
1. Performance (penilaian keserasian pakaian/kostum);
2. Kekompakan personil dalam TIM;
3. Kreativitas;
4. Keserasian vokal dan nada, dan;
5. Penguasaan lirik lagu yang ditampilkan.

Pilihan lagu Wajib:
1. Rabithah – Izzis
2. Ayo Mengaji - Suara Persaudaraan
3. KeagunganMu – Gradasi
4. Neo Shalawat - Snada

Syarat lagu pilihan:
1. Islami
2. Tidak sama dengan lagu wajib
3. Durasi maks 5 menit
4. Tema: Bebas


B. PERATURAN LOMBA PUISI

Kriteria Peserta:
1. Individual Ikhwan /Akhwat
2. Dari semua kalangan (Pekerja, Pelajar, maupun Expatriat)

Syarat Lomba:
1. Puisi dibuat dalam lembaran kertas, boleh di ketik computer atau tulisan tangan dan belum pernah di terbitkan di media massa
2. Di pojok kanan atas di berikan Identitas diri
Nama : ……………………………
Pekerjaan : ..………………………….
No. HP : …………………………...
Jenis Kelamin : Ikhwan / Akhwat
3. Puisi dikirimkan ke Panitia FSI IKMI 1431 H sebelum tanggal 1 Maret 2010
Alamat pengiriman puisi :

Via Email : ikmipasirgudang@gmail.com
Via Post : Panitia FSI IKMI 1430H
No. 15, Jalan Pakis 5, Taman Sri Pulai, Skudai, Johor
Via Panitia / PJ IKMI Kawasan

4. Durasi pembacaan puisi maksimal 5 menit (apabila masuk dalam grand final untuk dilombakan)
5. Keputusan panitia tentang penilaian adalah mutlak
6. Ketentuan perlombaan yang lain akan diumumkan pada saat acara

Kriteria yang dilombakan dan Penilaian :
1. Isi dan makna puisi (Tahap seleksi)
2. Pemilihan Kata dan kalimat (Tahap seleksi)
3. Kejelasan Tulisan (Tahap seleksi)
4. Ekspresi Pembawaan dan kejelasan suara(Tahap Grand Final)

Pilihan Tema Puisi :
1. Keislaman Bebas
2. Ke IKMI-an
3. Kehidupan Pahlawan Devisa

PERATURAN LOMBA KALIGRAFI

Kriteria Peserta:
Tim perwakilan IKMI per kawasan (2 orang Ikhwan dan 2 orang Akhwat)

Syarat Lomba:
1. Melakukan pendaftaran kepada panitia sebelum tgl 1 Maret 2010 dengan biaya registrasi RM 10.00 per peserta
2. Alat gambar dan template kaligrafi disediakan dan ditentukan oleh panitia dan akan diberitahukan pada saat hari H
3. Ketentuan perlombaan yang lain akan diumumkan pada saat acara

Kriteria yang dilombakan dan Penilaian :
1. Keindahan Visual (pemilihan warna, sentuhan pena dan tulisan)
2. Isi dan Makhroj dalam bahasa Arab
3. Kecepatan pembuatan kaligrafi (maksimal 2.0 jam)
4. Kriteria lain akan ditentukan oleh Tim Juri

Baca Selengkapnya......

Monday, February 1, 2010

PRESS RELEASE KBRI KL



Dengan Hormat,

Dengan ini disampaikan press release sebagai berikut:

PRESS RELEASE

Himbauan Kepada WNI Terkait Rencana Pemulangan Pendatang Asing Tanpa Izin (PATI) oleh Pemerintah Malaysia

1. Sebagaimana dimaklumi, mulai Februari 2010 Pemerintah Malaysia akan melancarkan razia besar-besaran terhadap Pendatang Asing Tanpa Izin (PATI). Selain itu,Pemerintah Malaysia juga menyatakan tidak akan melakukan pemutihan atas pekerja asing ilegal.

2. Terkait dengan perihal di atas, KBRI Kuala Lumpur akan membantu memfasilitasi penerbitan SPLP (Surat Perjalanan Laksana Paspor) bagi Warga Negara Indonesia yang tidak memiliki kelengkapan dokumen (dengan biaya RM 15).

3. Pastikan bahwa Anda memiliki dokumen yang lengkap dan sah untuk bekerja di Malaysia.

4. Berikut ini tarif pelayanan imigrasi dan konsuler:

Pelayanan Imigrasi, TKI/WNI/Pelajar, dan Pelaut

· Surat Perjalanan Laksana Paspor : RM 15

· Perpanjangan paspor 24 halaman : RM 18

· Penggantian paspor 48 halaman : RM 75

· Penggantian paspor karena kehilangan/rusak 24 halaman : RM 36

· Penggantian paspor karena kehilangan/rusak 48 halaman : RM 150


Pelayanan Konsuler


· Legalisasi dokumen : RM 70

· Surat Keterangan Nikah : RM 70

· Surat Kelahiran : RM 35

· Surat Keterangan Konversi SIM Indonesia : RM 55

· Surat Keterangan Pindah Barang : RM 55

· Surat Kebumi : Gratis

Kuala Lumpur, 15 Januari 2010

Baca Selengkapnya......

Friday, January 29, 2010

Apa Kabar IKMI Pasir Gudang





Assalamu'alaykum Wr. Wb.

Setelah sekian lama IKMI Pasir Gudang tidak terdengar kabarnya lagi,
sekarang kami mulai berbenah dan bersiap diri untuk lebih aktif dalam pembinaan Pekerja Muslim dan akan lebih professional dalam pelayanan.

IKMI Pasir Gudang saat ini digawangi oleh beberapa pekerja Muslim di Kawasan Pasir Gudang, diantaranya Nur, Winarto, Rifa'i, Andri, Eko, Miftah, Endarti, dan beberapa Akhwat lain yang juga aktif di IKMI.

Organization Chart dari IKMI Pasir Gudang adalah sebagai berikut:
Ketua, Bendahara Umum, Sekretaris, Department Logistik dan Department Humas

Kami sudah merancang dan melaksanakan berbagai program kerja selama tahun 2009 - 2010, diantaranya :
1. Pelatihan Komputer
2. Peringatan Maulidur Rasul
3. Futsal Competition
4. Buka Puasa Bersama
5. Iktikaf
6. Taklim Rutin Bulanan
7. Halaqoh Rutin Mingguan
8. Rihlah
9. Festival Seni Islam

Pada awal tahun 2010 ini, kami sambut dengan 2 kegiatan besar, yaitu : Rihlah ke Melaka dan Festifal Seni Islam, yang mentargetkan peserta lebih dari 400 orang.

Kami memohon dukungan dari semua agar bisa semakin ikhlas dan professional dalam melayani ummat dalam rangka menyampaikan kabar gembira, bahwa ISLAM adalah Agama kasih sayang yang indah bagi seluruh umat manusia.

Demikian sekilas dari kami.

satu kalimat motivasi bagi kami

...Barang siapa menolong agama Allah, maka Allah akan memudahkan urusannya di dunia dan di akherat..

Wassalamu'alaykum Wr. Wb

Baca Selengkapnya......